Cirebon, 26 Februari 2024 -- Scopus, basis data abstrak dan kutipan publikasi ilmiah terkemuka, telah menjadi sumber informasi penting bagi para peneliti, akademisi, dan pustakawan selama hampir dua dekade. Didirikan pada tahun 2004 oleh Elsevier, Scopus menawarkan akses ke lebih dari 70 juta abstrak dan 22 juta publikasi teks lengkap dari 5.000 penerbit di seluruh dunia.
Sejarah Singkat Scopus:
2004: Scopus diluncurkan oleh Elsevier sebagai platform terintegrasi untuk menemukan dan melacak penelitian ilmiah.
2009: Dewan Penasihat dan Seleksi Konten didirikan untuk memastikan kualitas dan objektivitas konten Scopus.
2010: Scopus meluncurkan fitur "PlumX Metrics" untuk memberikan wawasan tentang dampak penelitian.
2012: Scopus memperluas jangkauannya dengan menambahkan publikasi dari Afrika Selatan, India, dan China.
2014: Scopus meluncurkan fitur "Scopus Author Profile" untuk membantu para peneliti membangun profil online mereka.
2018: Scopus mencapai 20 juta publikasi terindeks.
2020: Scopus meluncurkan fitur "Scopus CiteScore" untuk membantu para peneliti mengevaluasi dampak jurnal.
2024: Scopus terus berkembang dengan menambahkan fitur-fitur baru untuk membantu para peneliti dalam menemukan dan menggunakan informasi ilmiah.
Sumber:
Greenpublisher : https://greenpublisher.id/blog/harga-publikasi-artikel-di-jurnal-terindeks-scopus-q1-q2-q3-dan-q4/
Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Scopus
Elsevier: https://www.elsevier.com/solutions/scopus
Scopus Blog: https://blog.scopus.com/
Kesimpulan:
Scopus telah menjadi alat penting bagi para peneliti selama hampir dua dekade. Dengan komitmennya untuk menyediakan akses ke informasi ilmiah yang berkualitas dan tepercaya, Scopus akan terus menjadi sumber daya yang tak ternilai bagi komunitas penelitian global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H