Mohon tunggu...
qomarul anam
qomarul anam Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa stitalibrohimy

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

kerapan sapi antara estetika tradisi dan etika perlakuan terhadap hewan

2 Januari 2025   17:00 Diperbarui: 2 Januari 2025   17:00 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mahasiswa stit al-ibrohimy

Perkembangan dan Kontroversi
Seiring berjalannya waktu, kerapan sapi juga mengalami beberapa perubahan. Meskipun tetap menjadi tradisi yang dihormati, kerapan sapi kadang mendapat kritik terkait perlakuan terhadap hewan. Sejumlah pihak berpendapat bahwa perlombaan ini dapat menyebabkan stres atau cedera pada sapi yang terlibat. Oleh karena itu, ada upaya dari beberapa kelompok untuk memastikan perlombaan dilakukan dengan memperhatikan kesejahteraan hewan dan aturan yang lebih ketat dalam pelaksanaannya.

Kerapan sapi adalah tradisi budaya yang berasal dari Madura, Indonesia, yang melibatkan dua ekor sapi yang dipacu di atas tanah terbuka dengan pengendara di atasnya. Acara ini sering kali diadakan dalam rangka perayaan atau sebagai ajang untuk menunjukkan kekuatan dan kecepatan sapi yang dimiliki. Meskipun kerapan sapi memiliki manfaat budaya dan sosial tertentu, tradisi ini juga memunculkan berbagai dampak negatif, baik dari segi kesejahteraan hewan, keselamatan, maupun aspek lingkungan.

Manfaat Kerapan Sapi
Pelestarian Budaya dan Tradisi
Kerapan sapi merupakan bagian dari warisan budaya Madura yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Acara ini mengikat masyarakat dalam rasa kebersamaan dan memperkuat identitas budaya lokal. Selain itu, kerapan sapi juga menjadi sarana untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lokal
Kerapan sapi sering kali diadakan dalam rangka festival atau acara besar yang menarik wisatawan, baik domestik maupun internasional. Hal ini menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar, mulai dari pedagang, penyedia akomodasi, hingga pemilik sapi yang dapat menjual tiket atau mendapatkan kompensasi dari partisipasi dalam acara. Festival kerapan sapi juga mendatangkan perhatian media yang dapat meningkatkan daya tarik pariwisata di Madura.

Pertunjukan Kekuatan dan Kecepatan Sapi
Kerapan sapi memberi kesempatan kepada peternak untuk menunjukkan kualitas sapi mereka. Dalam hal ini, sapi-sapi yang dipilih biasanya adalah sapi dengan stamina dan kekuatan terbaik, yang secara tidak langsung mendorong peternak untuk menjaga dan merawat sapi mereka dengan baik, memperhatikan gizi dan kesehatannya.

Dampak Negatif Kerapan Sapi
Kesejahteraan Hewan yang Terancam
Salah satu masalah utama yang sering dikritik dalam kerapan sapi adalah perlakuan terhadap hewan. Dalam tradisi ini, sapi dipacu dengan kecepatan tinggi, seringkali dengan alat yang dapat menyakitkan, seperti tongkat atau alat pemicu lainnya. Tekanan fisik yang diterima sapi dalam kerapan dapat menyebabkan cedera atau stres pada hewan, yang jelas merugikan kesejahteraan mereka. Meski ada usaha untuk memperbaiki perawatan hewan, kekhawatiran tentang kekerasan terhadap sapi tetap ada.

Risiko Kecelakaan
Kerapan sapi melibatkan kecepatan tinggi dan sering kali diadakan di medan yang tidak rata, sehingga menambah risiko kecelakaan baik bagi pengendara sapi maupun penonton. Pengendara dapat terjatuh atau terluka parah akibat kehilangan kendali, sementara sapi yang terguncang dan terburu-buru dapat mengalami cedera serius. Selain itu, ada potensi bagi penonton untuk tertimpa sapi atau mengalami kecelakaan akibat keramaian.

Pengaruh Lingkungan
Acara kerapan sapi, terutama yang diadakan di area terbuka, sering kali menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Tanah yang dipakai untuk pacuan bisa tergerus, dan keramaian yang ditimbulkan bisa mencemari udara dengan debu dan suara bising yang mengganggu kehidupan sekitar. Selain itu, jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan ini dapat menambah beban lingkungan.

Penyalahgunaan Hewan
Di beberapa kasus, ada laporan mengenai penyalahgunaan sapi, seperti penggunaan alat yang tajam atau teknik yang kasar untuk membuat sapi berlari lebih cepat. Hal ini dapat menyebabkan cedera yang serius pada hewan dan bahkan mengancam nyawa mereka. Penyalahgunaan ini jelas bertentangan dengan prinsip kesejahteraan hewan yang semakin diperhatikan di banyak negara.

Kesimpulan
Kerapan sapi memiliki sisi positif sebagai pelestari budaya, pemberdaya ekonomi, dan ajang prestasi bagi peternak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa tradisi ini juga menimbulkan berbagai masalah, terutama terkait dengan kesejahteraan hewan dan keselamatan. Untuk itu, penting adanya upaya untuk memperbaiki mekanisme penyelenggaraan kerapan sapi, agar tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan sosial tanpa mengabaikan kesejahteraan hewan dan keselamatan para peserta serta penonton.

Filosofi kerapan sapi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun