Mohon tunggu...
Ahmad Khoirul Huda
Ahmad Khoirul Huda Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Bandung...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seperti Bungkus Permen

30 Januari 2020   23:26 Diperbarui: 30 Januari 2020   23:34 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Acara TV yang menyenangkan memang dambaan setiap insan, melepas penat di penghujung waktu merupakan hal lumrah setiap manusia. Sambil menikmati segelas teh hangat dan hiburan, ditemani dengan sanak saudara sangat asik sekali kedengarannya. Namun, hal ini hanya dialami oleh beberapa keluarga yang masih memegang teguh arti berkumpul.

Hiburan akhir pekan memang sangat ditunggu-tunggu, tapi pernah tidak kamu liburan sambil nonton acara TV yang itu-itu saja, membuat bosan bahkan membuat diri sendiri kesal karena adegan yang dibuat itu sangat berlebih. Contoh, kamu menonton acara TV  'family friendly', yang notabene nya pertengkaran antara kedua insan atau anak melawan orang tua atau kisah cinta antara dua insan yang tak kunjung usai akan nafsunya, ini sangat tidak didambakan.

Mungkin saja maksud dan tujuan acara tersebut adalah memberikan contoh yang tidak boleh ditiru, namun hal itu justru membuat beberapa orang menjadi kehilangan feel, terlebih saat menonton acara TV banyak sekali hal-hal tidak penting yang di sensor, contoh standarnya seperti orang yang merokok, kenapa harus disensor ? Padahal semua orang juga sudah mengetahui bahwa itu sedang merokok.

Apakah anda pernah berfikir tentang anak-anak dibawah umur ? Ibarat kan mereka adalah sebuah permen manis yang dijaga sedemikian rupa agar tidak dikerumuni oleh semut-semut yang ingin menghisap manisnya permen tersebut.

Namun apa daya, anak kita yang dijaga dari konten kekerasan & pornografi harus ternoda oleh tayangan TV yang memang tidak patut di tayangkan pada saat jam-jam tertentu. Seperti membungkus permen, namun bungkusan tersebut ternyata berlubang.

Kondisi ini tentu sangat-sangat tidak layak, karena penikmat acara TV bukan hanya kaum remaja yang sudah mengerti yang salah dan yang benar. Bagaimana dengan anak-anak dibawah umur yang cenderung untuk mengikuti gaya tersebut ? Oleh karena itu, ini bukan sepenuhnya salah pihak penayang acara TV. Namun ini harus dalam pengawasan orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun