Bagi yang sedang berdomisili, daerah asal, ataupun pernah mempertaruhkan hidup di Makassar buku ini sangat menarik buat anda melihat perkembangan kota Makassar sesungguhnya, anda akan manggut-manggut saat membaca buku ini dan mengiyakan kondisi yang terjadi di kota terbesar di Pulau Sulawesi ini. Menarik juga jika anda membaca buku ini sambil naik pete-pete melihat-lihat kota Makassar, demikian mungkin mengapa buku ini diberi judul Makassar dari Jendela Pete-pete.
Bukan hanya itu, buku ini juga cocok buat yang ingin berkunjung ke Makassar, bagi pejabat, pengusaha ataupun warga lain walaupun bukan merupakan warga Makassar bisa menjadikan referensi menarik dalam hal partisipasi pembangunan perkotaan di masing-masing daerahnya.
Buku ini juga menginspirasi saya untuk tetap menulis di blog atau bahkan menulis dalam sebuah buku tentang perkotaan dan daerah serta permasalahannya terutama kota Surabaya tempat berdomisili saat ini, dan kota Palopo tempat kelahiran saya, Wotu, kampung saya, serta kota-kota lain yang pernah tersinggahi. Karena ternyata permasalahan di kota Makassar ternyata juga menjadi permasalahan di kota-kota lainnya di Indonesia dengan perkembangan pesatnya yang tanpa memikirkan aspek lingkungan, sosial, dan historis, yang lebih mementingkan aspek ekonomi.
Sang penulis mengatakan bukunya ini sudah memasuki cetakan kedua, jadi sangat sayang kiranya kalau anda melewatkannya, segera dapatkan di toko buku terdekat, atau anda tertarik tinggal menghubungi langsung di blognya.
Pete-pete : nama angkot di kota Makassar, penyebutan huruf e menggunakan epepet
Tulisan ini juga dapat ditulis di Makassar dari Jendela Pete-pete
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H