Mohon tunggu...
Alfiatul Septi N.
Alfiatul Septi N. Mohon Tunggu... -

berusaha untuk berubah menjadi yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Perkembangan Kognitif Masa Kanak-Kanak Tengah Akhir

18 Mei 2015   06:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:52 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkembangan kognitif dari anak usia dini hingga usia pertengahan pasti mengalami perubahan. Dari anak yang awalnya hanya mengetahui suatu hal secara sederhana kini sudah mulai bereksplorasi sesuai dengan keinginannya. Pada masa kanak-kanak usia tengah akhir (6 tahun ke atas) akan mengalami beberapa kemajuan pada kognitifnya, yaitu (1) hubungan spasial adalah kemampuan seorang anak dalam memperkirakan jarak antara satu tempat ke tempat yang lain disertai dengan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menempuhnya, (2) kategorisasi adalah kemampuan seorang anak untuk mengkategorisasikan sesuatu antara keseluruhan dengan bagiannya, misalnya anak memahami bahwa mawar adalah bagian dari bunga, (3) penalaran, penalaran meliputi penalaran induktif (sementara) dan penalaran deduktif (pernyataan umum), (4) konversi adalah kemampuan anak menyimpan sesuatu dalam memorinya. Untuk mengukur intelegensi anak sekolah dapat diukur melalui tes psikometrik (IQ) baik secara individual maupun kelompok. Penggunaan tes ini masih kontroversi, sisi positifnya adalah tes IQ telah terstandarisasi dan digunakan secara luas, ada banyak informasi tentang norma, validitas dan reabilitas. Sedangkan sisi negatifnya adalah ketika anak mengerjakan tes sedang dalam kondisi yang tidak baik karena tes ini diberi jangka waktu. Hasil tes IQ tidak selalu sama dengan sebelumnya jika anak melakukan tes lebih dari satu kali.

Selain itu, kemampuan berbahasa pada anak juga mengalami perubahan. Dari awal yang hanya mengetahui beberapa kata kemudian bisa merangkai kata menjadi sebuah kalimat. Sebelum anak bisa membaca dan menulis, anak harus melalui tahap decoding, yaitu anak menyuarakan beberapa kata atau huruf kemudian mengubahnya dalam bentuk tulisan. Jika hal ini dilakukan secara teratur dan berulang-ulang akan membuat anak lebih menguasai dan menyimpannya dalam memori jangka panjang. Sebagian besar anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar, guru sering memberi tugas kepada mereka mengarang sebuah cerita atau menyuruh membaca di depan kelas. Hal tersebut sangat membantu anak untuk menunjang kognitifnya baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun