(Calon)Perempuan Tangguh 4
Menjadi perempuan tangguh adalah pilihan. Bermula dari Uyut, perempuan pertama yang mencontohkan tentang bagaimana berpuasa yang sebenarnya.Â
Puasa yang berasaskan cinta, akan terus memburu sunah setelah Ramadan. Istikamahnya Uyut dalam berpuasa senin-kamis dan ayyamul bidh telah menginspirasiku untuk turut dalam barisan santri yang puasa dawud.Â
Namun ternyata istikamah itu tidak mudah ferguso. Kini aku tergopoh untuk kembali merasakan cinta dalam taat. Terimakasih Uyut. Saat kupulang nanti semoga kita bisa jalan-jalan dan rehat di sini:
Adalah Teh Yuli, Perempuan tangguh kedua yang amat lekat mencontoh Sang Rasul. "Menjadi lebih derma kala Ramadan". Teman seperantauan pasti takkan ada satupun yang mengelak tentang kepedulian beliau terhadap sesama. Menjadi kiblat bagiku untuk menempa diri dan melatih empati. Terima kasih Teh Yuli.Â
Perempuan Tangguh 3 dinobatkan untuk Ustadzah Shofa tercinta.  Mudirah asrama tempatku tinggal selama merantau. Kesempatan multiperan menjadi ibu dan da'iyyah tidak sama sekali membuatnya tampak sibuk. Setiap tatapnya selalu disertai hati dan selalu berkesan. Terima kasih Ustadzah telah menginspirasi.Â
Yang terakhir itu aku. Aku yang lahir dari rahim tangguh Ibu Siti Maedian ini sedang berjuang untuk menjadi tangguh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H