Bulan Ramadan menjadi ajang yang paling tapat untuk menempa diri. Durasi 29-30 hari jika merujuk teorinya Maxwell Maltz sudah lebih dari cukup untuk menanamkan kebiasaan baru. Asyik banget nih mengisi waktu tersebut untuk mengembangkan soft skill yang ternyata bagian dari sunnah Rasulullah SAW.
Dua soft skills  berikut ini dapat mrmbantu pengembangan diri sekaligus meniti sunnah Rasul lho!
Mendengarkan
Bulan Ramadan adalah bulan di mana pahala dilipatgandakan. Salat sunnah, sedekah, tilawah, hingga kunjungan ke majlis taklim intensitasnya semakin ditingkatkan. Momen ini dapat efektif untuk menempa diri agar lebih banyak mendengarkan.
Menjadi pendengar yang baik ternyata tidak mudah lho. Mendengarkan adalah salah satu dari interpersonal skill yang perlu dilatih. Proses mendengar yang baik akan berpengaruh terhadap informasi yang kita cerna.
Ramadan sebagai bulan yang suci menyebabkan munculnya sikap hati-hati agar segala sesuatu yang kita lakukan hanya seputar kebaikan dan amal salih. Berkata yang baik, bersikap dengan baik, hingga mendengarkan hal yang baik-baik.
Kebiasaan mendengar dengan baik ini dapat kita latih saat mendengarkan murottal. Di mana Allah SWT memberikan kiat tersendiri bagaimana seharusnya kita mendengarkan Al-Qur'an. Hal itu sebagai mana firman-Nya:
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapat rahmat." (Qs. Al-A'raf ayat 204).
Dalam bahasa arab ada tiga tahap mendengarkan: Pertama, Ass-sam'u segala sesuatu yang dapat didengar baik disengaja ataupun tidak. Seperti suara angin, burung berkicau, dll. Kedua, Al-Istima' segala sesuatu yang didengarkan secara sengaja dengan maksud mengambil pelajaran darinya. Ketiga, Al-Inshat memfokuskan diri untuk terhanyut dalam suara yang diperdengarkan. Jenis ketiga ini adalah jenis yang dianjurkan saat mendengarkan Al-Qur'an.
Suatu ketika Rasulullah pernah meminta Ibnu Mas'ud untuk membacakan Al-Qur'an kepadanya. Hal itu sontak membuat Ibnu Mas'ud kaget, padahal Rasulullah yang menerima wahyu. Namun ternyata Rasulullah suka mendengarkan bacaannya dan menangis atas ayat-ayat yang didengarnya.
MasyaAllah. Sikap rendah hati Rasulullah ingin mendengarkan orang lain tersebut dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. menjadi pendengar yang baik ternyata adalah jalan ninja para pembicara ulung. Dengan mendengarkan secara seksama, kita jadi mudah memahami informasi dengan baik. Selain itu, mendengarkan dengan baik sebagaimana dikatakan Dale Carnegie dapat menambah relasi.
Selama bulan Ramadan ini banyak sekali momen yang dapat meningkatkan skil mendengar kita. Â Dari mendengar ceramah di Mesjid, mendengar tilawah, mendengar tausiyah di Instagram, dll.
Kolaborasi
Kolaborasi adalah proses bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Kolaborasi merupakan soft skill yang penting untuk dilatih dewasa ini, mengingat dunia semakin kompleks dan sebagai individu kita tidak bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Adakalanya juga untuk mewujudkan sesuatu perlu kerja sama antar elemen, individu, ataupun lembaga.
Bulan Ramadan ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk berlatih kolaborasi dari hal terkecil, misalnya kolaborasi bersama ibu di dapur untuk menghadirkan sajian sahur dan buka. Atau dalam skala lebih besar yaitu saat mempersiapkan buka bersama. Panitia konsumsi, panitia acara, dsb harus berkolaborasi demi menyajikan kesan terindah di acara tersebut.
Eits.. sebelum buat acara bukber, alangkah baiknya simak dulu tulisan ini.
Kolaborasi secara sederhana dapat dimaknai dengan tolong-menolong. Mengenai hal ini Allah SWT telah mencantumkan urgensinya.
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa. Dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (Qs. Al-Maidah ayat 2).
Dalam hadis Rasulullah  SAW pun bersabda:
"Dan Allah akan menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya."
Dalam tolong-menolong terdapat dua aspek yang terlibat, yaitu orang yang menolong dan orang yang ditolong.
Saat Ramadan, pintu-pintu kebaikan terbuka, tinggal kita yang menentukan apakah mau tergerak untuk berkontribusi atau tidak, mau menolong atau tidak. Kesadaran sebagai makhluk lemah yang suatu saat mungkin membutuhkan pertolongan, menjadi seorang penolong merupakan sikap empati yang perlu dilatih.
Dua soft skills ini dapat dilatih selama bulan Ramadan. Sebab sebagaimana dikatakan Maxwell Maltz, ternyata untuk mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru butuh 21 hari. Meskipun begitu, dalam penelitian lain angka itu berkisar antara 18-254 hari tergantung faktor-faktor lain. Atau jika dirata-ratakan sekitar 66 hari.
Terlepas dari durasi mana yang sesuai denganmu, lakukan pengembangan diri itu secara bertahap. Sebagaimana yang disukai Rasulullah, yaitu perubahan kecil tetapi terus berkesinambungan.
Wallahu a'lam bishawaab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H