Gila pikirnya! kenapa pria itu tak mengangkat teleponnya! bisakah Ia mengangkat teleponnya dan membiarkan Stella berkonsentrasi? Ia berhenti lagi dan hanya satu kata yang baru tertulis.Â
"Si bodoh, berisik banget deh! lagi berantem ama pacarnya kali ya? angkat dong teleponnya!" keluhnya dalam hati.
Telepon itu berhenti lagi, namun seketika telepon itu masuk dan berdering kembai dengan nada getar "Drrrtt drrtt drrtttt"
Stella kemudian memandangi bagian belakang pria itu, pria dengan badan agak kurus dan rambut yang sepertinya berponi itu membuatnya kesal. Ia lantas berpura-pura ke toilet yang dimana Ia sepertinya ingin tahu dengan curi-curi pandang pada pria itu. Ia ingin tahu kenapa dan apa yang terjadi dengan pria yang dari tadi duduk terdiam itu. Ia lantas melangkahkan kakinya dan melihat sekilas pria itu.Â
Ya, pria normal dengan suasana hati yang mungkin tak normal! pria itu manis menurutnya dan namun pandangannya kosong dan sepertinya ada yang sedang Ia pikirkan. Masalah mungkin sedang menyelimutinya sampai Ia pun mengabaikan panggilan-panggilan telepon itu. Stella pun masuk ke toilet dan Ia mengintip dari balik pintu toilet. Ia masih melihat Pria itu tak bergeming, Ia semakin bingung.
Hingga semenit kemudian, Ia keluar dari toilet dan memandangi pria itu sambil berjalan ke mejanya. Ia melihat ponsel si pria itu yang sedang ada panggilan masuk. Stella bisa melihat foto profil wanita sekilas berambut pendek dan cantik. Ia berpikir sepertinya itu pacar si pria itu. Ya, mungkin saja si pria sedang ngambek dan benar saja! pria itu menangis dan terlihat tetesan-tetesan air mata dari matanya.
"Cengeng! dimana-mana yang ngambek kan cewe? mau banget di ngertiin ya?" ujarnya dalam hati sembari duduk dan melanjutkan tugasnya.
Kembali suara itu mengusiknya lagi!Â
"Drrt drrtt drrt" nada getar itu akhirnya membuat Stella naik pitam.
"Halo mas maaf bisa angkat teleponnya ngga? saya ngga bisa konsen atau boleh pindah maaf? soalnya saya lagi enak disini, maaf ya" ucapnya dengan santai nan tegas.
Pria itu perlahan menoleh ke arahnya. Si pria itu tampak terisak-isak dari belakang dan mengambil tisu untuk menghapus air matanya. Tampak Mereka bertatapan, Stella dengan si pria yang benar-benar sangat sedih.