Masih saja Stella terdiam di meja dengan laptopnya siang bolong ini di suatu kafe. Belum ada makanan dan minuman yang Ia lahap sedari tadi. Sudah hampir setengah jam Ia menggunakan otaknya untuk bertarung melawan deadline tugas akhirnya. Si mahasiswi akhir semester itu tampaknya benar-benar tak ingin diganggu.
Ya, sampai Ia berpindah kesini karena memang rumahnya ramai sekali. Bak pesta dan kapal pecah yang membuatnya pergi kesini seorang diri. Setelah Ia marah-marah dengan adiknya di rumah tadi yang membawa banyak temannya, Ia juga sempat beradu argumen dengan ibunya yang selalu saja membela adiknya.
Ia butuh ketenangan namun saat ini Ia butuh inspirasi secara ilmiah demi menghapus coretan-coretan revisi dari dosen pembimbingnya.
"Ah gimana lagi ya? mana banyak banget lagi akhh!"Â keluhnya sembari tangannya menopang wajahnya.
Di tengah Ia yang sedang berkonsentrasi dan jari-jemarinya yang sudah bersentuhan dengan keyboard laptopnya, sebuah suara mengganggunya "drrt drrt drrtttt"
Suara apa itu? sepertinya dering telepon seseorang yang membuat Ia sampai membuat wajahnya memandangi seorang pria depannya. Berjarak 1 meter saja dari meja pria yang duduk membelakanginya, namun suara getar dering ponsel pria itu sepertinya terdengar jelas.
"Ganggu banget" ucapnya pelan dari si gadis yang agak garang ini.
Suara itu semakin menusuk telinga dan konsentrasinya karena memang kafe ini tak menyalakan musik. Ditambah lagi dengan pengunjung yang hanya Mereka berdua saja.
"Drrt drrrt drrrtttt" suara getar telepon itu berdering dengan nada getar sampai akhirnya beberapa detik kemudian, suara itu akhirnya berhenti.
Stella pun lega, gadis dengan rambut pony tail itu kembali masuk kepada konsentrasinya. Jari jemarinya mulai menulis satu kata.
Tapi tiba-tiba suara itu kembali! nada getar itupun bergetar kembali "Drrrt drrtt drrttt"