Ia melihat es krim ku dan berkata "yang rasa anggur juga enak lho".
"Maksudnya?" Jawabku bingung.
Ia hanya menunjuk sambil tersenyum ke arah es krimku yang sudah meleleh karena Aku lupa untuk memakannya. Aku hanya meresponnya dengan mengangkat es krimku dan memakannya. Namun Aku baru menyadari bahwa Ia tahu salah satu rasa es krim ini. Dalam hati Aku berfikir bahwa Ia menyukai rasa anggur dan sudah pernah membelinya. Aku pun berinisiatif membelikannya sebagai salam pembuka percakapan dengannya.
"Sebentar ya" Ucapku sembari berjalan ke tempat penjual es tadi.
Ia hanya mengangguk sementara Aku memesan es krim "Pak beli satu yang ungu ya"
"yang anggur maksudnya"Â Jelasku.
Si bapak itu melihatku dan sedikit senyum "Tadi kan Saya tawarkan beli dua".
"Oh iya pak harusnya yah hahaha" Balasku dengan agak ceria.
Setelah 3 menit lebih Aku menunggu es krim yang akan kuberikan, Aku pun berjalan ke arah Clara. Namun selangkah demi selangkah Aku menyadari bahwa Ia sudah pergi. Cepat sekali pikirku! bahkan Aku belum puas untuk sekedar berbincang-bincang dengannya. Aku menengok segala arah dan menggerakkan pandanganku ke berbagai arah. Namun yang Aku lihat hanyalah orang-orang yang berolahraga, orang dengan anjingnya dan anak-anak yang bermain. Tidak ada Clara disekitarku, Dia mungkin sedang buru-buru.
Dengan kesendirian Aku menikmati es krim yang Aku pesan. Sampai hampir habis es krim ini kulumat, si bapak penjual es itu muncul dan duduk didepanku.
"Mas, sabar ya!" Ucap Bapak penjual es.