Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Manusia Sebagian Besar Umumnya "Setengah Rasis"?

5 November 2020   10:22 Diperbarui: 5 November 2020   10:35 2145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Riseng adalah riset iseng ditengah masa pandemi ini. Dirumah aja membuat otak gatal melakukan sesuatu dan Ini cuma riset iseng bukan riset yang bersifat akademis.

Di publish pun hanya di blog bukan di jurnal akademisi jadi hiraukan saja jika ini tidak ilmiah dan berguna namun setidaknya masih aktual dan sesuai fakta sekitar Saya.

Rasisme dan chauvinisme adalah hal buruk yang menjadi musuh bersama. Seperti yang terjadi beberapa bulan lalu belakangan ini "Black Lives Matter" atau tragedi pembunuhan George Floyd oleh 4 Polisi kulit putih Amerika.

Disini akan disajikan cuma hanya sekedar kasus kecil yang banyak Saya dengar.

Coba perhatikan kalimat-kalimat ini:

"Gue bangga banget jadi Orang Bugis"

"Mau nikah sama Cowok Jawa soalnya sabar"

"Cewek sunda cantik-cantik yah!"

Apakah ada yang salah dengan kalimat diatas? normal kan?

Lalu, bagaimana dengan ini:

"Gue bangga jadi Orang Bugis soalnya cuma orang bugis yang pandai berdagang"

"Mau nikah sama Cowok Jawa soalnya sabar, kalo cowok suku lain belum tentu penyabar alias keras"

"Nikah sama yang sesuku aja!"

"Cewek sunda cantik-cantik yah! Kalo di daerah lain gaada yang beginian"

Jelas salah kan? Jelas sekali! Dan anehnya masih banyak sekali yang bicara seperti ini. Padahal suku, warna kulit dan ras itu pemberian yang Maha Kuasa. Jadi ini semua murni kepada pribadi masing-masing manusia yang sebaiknya bersyukur dan menghargai perbedaan.

sangat terlihat sentimen dan narasi yang negatif pada contoh diatas.

Nah sekarang Kita mulai pembahasan.

Tapi coba perhatikan kalimat contoh pertama lagi:

"Gue bangga banget jadi Orang Bugis" 

Kira-kira atas dasar apa orang mengatakan hal tersebut?

Bersyukur? Oke benar.

ada lagi? Skill berdagang suku Bugis memang hebat? ya Benar!

Tapi yang menjadi soal ialah mengakui hal tersebut dan mengatakannya di kalangan suku yang beragam atau berbeda. Apakah ada reaksi? tentunya biasanya ada saja kalangan atau pribadi yang sentimen misalnya:

"Enggaklah, suku Gue juga bisa dagang kali!"

"Suku Gua terkenal berdagangnya pula!"

Nah akan lahir percikan-percikan kecil walaupun ciri khas identitas suatu suku sudah tercipta. Disini yang diperhatikan adalah reaksinya. Jika mengacu pada maknanya tentu tak masalah namun sesuatu yang berlebihan justru akan membuat melahirkan rasisme dan chauvinisme

Kalimat berikutnya:

"Mau nikah sama Cowok Jawa soalnya sabar"

Mengapa? Berarti menganggap "hanya" cowok jawa yang sabar? sedangakan suku lain tidak?

Jika kalimat ini diucapkan kepada para pria yang berlainan suku apa yang terjadi? Jika kata ini dipakai untuk menolak cinta seorang pria bersuku Batak apa yang terjadi? bisa menanggapinya dengan sabar, bisa menanggapinya dengan tertawa kecil namun bisa juga tersinggung.

Jadi, tidak semuanya akan tersinggung dengan kalimat diatas, namun tidak semua orang juga berkepribadian yang sama. Masing-masing suku pun bersifat heterogen. Orang batak juga ada yang lembut sebaliknya orang jawa juga ada yang tegas. Tentunya akan lebih baik jika bunyi kalimatnya seperti "Saya ingin serius dan menjalani rumah tangga dengan Pria manapun yang baik dan bertanggung jawab" seperti itu.

Kalimat berikutnya lagi:

"Cewek sunda cantik-cantik yah!"

Ini juga hampir sama dengan makna kalimat kedua.

Berarti Perempuan suku lain tidak cantik? Kalimat ini yang harus dihindari.

Harus diganti dengan yang lebih etis seperti "Semua perempuan Indonesia memiliki Kecantikan yang beragam yah termasuk Wanita-wanita Sunda"

Kalimat tersebut lebih layak dan tidak berbau sedikit stigma. Memang berbangga terhadap pemberian yang Maha Kuasa itu boleh sebagai bentuk syukur tapi lebih bijak seperti yang dipaparkan diatas yaitu yang kedua, sifat menghargai.

Kesimpulan yang didapatkan bahwa premis-premis contoh 1 dan 2

Yakni:

menyimpulkan bahwa....

Kalimat dibawah ini adalah perpanjangan pikiran orang-orang yang bisa jadi mendengar Anda (Di bold Hitam) sementara yang tidak di bold adalah yang anda ucapkan

"Gue bangga jadi Orang Bugis soalnya cuma orang bugis yang pandai berdagang"

"Mau nikah sama Cowok Jawa soalnya sabar, kalo cowok suku lain belum tentu penyabar alias keras"

"Cewek sunda cantik-cantik yah! Kalo di daerah lain gaada yang beginian"

Demikian Riseng tadi yang iseng-iseng Saya lakukan dengan modal artikel online, kapasitas otak yang kelaparan, krisis isu dan kehidupan yang sepenuhnya belum normal ini.

Sekali lagi jika ada yang ga setuju ini cuma riset iseng aja kok hehehe.. contoh diatas pun hanya contoh belaka dan memang masih ada yang memunculkan stigma seperti itu.

Sekali lagi, tolak rasisme dimanapun kapanpun bagaimanapun dan dengan siapapun!

Kita semua bersaudara!

Bhinneka Tunggal Ika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun