Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kenapa Hal-hal yang Berbau Psikopat Dilabeli Keren?

3 November 2020   16:40 Diperbarui: 3 November 2020   16:47 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang dimana-mana yang sangat menyukai "label" psikopat. Lihat saja banyaknya komentar dan postingan ataupun filter gothic (kelam) yang berlumurkan efek-efek darah di berbagai platform media sosial. Segala bacaan, komik ataupun potongan gambar daily strip seakan digemari. Namun itu bukanlah masalah karena hanya selera konsumsi dan bukan untuk di implementasikan dalam kehidupan nyata.

Tapi pernahkah Anda berfikir bahwa hal-hal yang sedang dibangga-banggakan ini adalah hal yang mungkin cukup berbahaya? Bagi sebagian orang jelas tidak masalah tetapi bagaimana dengan golongan orang yang memiliki masalah mental, penyendiri, labil dan masih berusia dibawah umur? tentunya Mereka akan merasa tidak apa-apa dengan hal-hal mengerikan tersebut bahkan lama-kelamaan bisa terbiasa melihat aslinya.

Darah itu memang mengerikan bagi sebagian besar orang-orang. Darah yang jatuh tidak sengaja akibat kecelakaan saja sudah mengerikan apalagi dibumbui dengan sebab akibatnya seperti dalam komik-komik yang ceritanya memang mengandung gambar graphic content. 

Kreator tentu tidak salah karena berbagai genre memang mengiringi selera masing-masing orang hanya saja kekerasan yang eksplisit dan bahkan cenderung bersifat "mengajak" untuk melukai dan bahkan membahayakan orang itulah yang memang sangat berbahaya sekali.

Mereka yang menyukai label tersebut sudah mengerti bahwa psikopat bukanlah pemurung dan anti-sosial tetapi lebih kepada pembawaan yang menarik seperti karakter joker di layar lebar. Mereka juga sudah tahu bahwa tidak semua psikopat berwajah bengis dan sadis seperti Donald Henry Gaskins, Dennis Rader ataupun Tsutomu Miyazaki. 

Tetapi Mereka melihat Ted Bundy yang seakan menyihir mata Mereka dengan ketampanan dan sisi coolnya yang bisa menutupi kebengisannya. Memang faktanya, Ted Bundy memiliki fans club selama Ia sudah menjadi terpidana dan mayoritas wanita! Padahal kalau melihat sisi kekejaman Ted Bundy terhadap wanita itu benar-benar kelewatan. 

Ted sudah terbukti sebagai Seorang Necrophilia, pembunuh, pemerkosa dan Maniak. Apakah semua orang ingin seperti itu dan berharap memiliki anak yang seperti Ted? Mungkin jelas Mereka menjawab hanya ingin ketampanannya saja.

Mereka berlomba-lomba bangga mengirim dan mendapatkan broadcast video ataupun gambar-gambar kecelakaan yang membuat satu grup whatsapp agak tak nyaman melihatnya. 

Dengan dalih info apakah gambar korban layak untuk ditunjukkan? terlebih untuk konsumsi banyak orang. Mereka juga gemar mengakses forum-forum website sampai harus mengandalkan VPN hanya demi melihat penyiksaan yang padahal Mereka tidak menyadari akan adanya "kebiasaan" untuk melihat video-video tersebut dan dampak kedepannya.

Mereka yang gemar melabeli dirinya psikopat juga sebagian besar ingin menunjukkan semacam "power" bahwa Mereka berbahaya, anti dikhianati dan seakan memperingati orang untuk jangan macam-macam dengan Mereka terutama untuk masalah cinta yang sangat positif. 

Mereka juga ingin dianggap berbeda dari pribadi yang lain seakan ingin dilihat istimewa dan memunculkan kesan misterius. Sekali lagi, mungkin Mereka harus membaca lebih tentang siapa dan apa bahayanya psikopat itu. Jangan hanya membaca atau bahkan ditampilkan sebagian saja.

Sebenarnya kreasi dan inovasi yang membawa hal mengerikan menjadi hal yang lumrah itu sah-sah saja walaupun perlu berhati-hati. Jika melukai orang dengan penggambaran darah yang ditampilkan setiap hari dan ditampilkan tehnik-tehniknya dalam melukai diperlihatkan secara eksplisit maka sewaktu-waktu anak kecil pun akan tahu dan penasaran. Maka ini tugas kreator untuk memberi filter supaya tidak terseret kasus-kasus yang tidak diinginkan yang bisa merusak reputasinya.

Zaman sudah berubah dan pergeseran telah terjadi. Saat ini konten-konten dan guyonan seperti itu sudah mengelilingi Kita. Jaman dahulu, ketika Saya yang masih kecil memegang pisau pasti sesegera mungkin Ibu berteriak "awas ada setan lewat!" sehingga Saya pun kapok memegang pisau yang bahkan tidak sengaja Saya pegang Hahaha.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun