Periode musim semi untuk belahan bumi selatan dimulai pada bulan September sampai pada bulan Desember. Walaupun Indonesia adalah wilayah tropis dan bukan subtropis, tetapi keceriaan musim semi dan kehangatannya juga dinikmati oleh Orang-orang Indonesia yang sedang berlibur keluar negeri, bekerja di luar negeri, berkuliah di sana atau bahkan berkeluarga disana.Â
Di berbagai belahan bumi, musim semi dikenal sebagai musim yang romantis nan indah. Maka, untuk semua orang yang tinggal di wilayah non subtropis pun mungkin dapat menikmatinya dengan foto-foto indah serta tayangan-tayangan nan romantis yang bisa memanjakan mata walau hanya di layar kaca.Â
Berbagai tumbuhan, pohon dan bunga-bunga indah yang bermekaran membuat musim ini dijuluki sebagai musim bunga. Waktu di siang hari pun menjadi lebih panjang, oleh karena itu banyak orang-orang yang menikmati pemandangan dari musim semi ini. Sangat cocok juga karena semua orang bisa memanjakan diri Mereka di siang hari yang panjang demi semua ini. Hawa udaranya pun memang agak panas karena memasuki musim panas. Namun bagi semua orang di wilayah subtropis, ini adalah hal yang mengenakkan dan bukan panas yang menyengat.Â
Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Prancis dan Amerika pun terlihat seperti didandani dengan berbagai warna-warna oleh kehadiran musim semi. Baik secara nyata atau hanya dari frame film tapi memang itu faktanya. Banyak pasangan yang ingin jalan-jalan romantis di musim semi layaknya scene drama korea termasuk semua pasangan yang sedang berencana honeymoon ke mancanegara di musim semi.
Lalu, apa kabar dengan musim semi saat ini? Adakah keceriaan seperti tahun-tahun yang lalu? disaat ramai pengunjung dan banyak lalu lalang menikmati musim yang cantik jelita ini. Tidak juga, karena Kita semua kedatangan pandemi, alias Corona alias Covid 19 yang hadir di hampir semua negara. Kasusnya pun masih bergulir bagai bola salju dan bahkan korban jiwa meninggal bertambah.
Sebagian negara di subtropis utara masih merayakan musim semi seperti jepang misalnya. Masih ada saja yang memang menikmati musim ini walaupun dengan bekal protokol kesehatan pastinya. Dilihat dari perayaannya nampak memang berbeda sekali, tak ada kerumunan yang seperti biasanya. Tampak mungkin tidak maksimal kebahagiaannya.
Kenapa judul dari tulisan ini seperti itu? karena sebentar lagi musim semi datang. Walaupun tidak semua orang di belahan dunia mendapatkan indahnya musim semi. Namun, semua orang pasti suka dengan musim semi. Di negara tropis bahkan kutub pun pasti menginginkannya. Sangat berbeda dengan pandemi yang sekarang melanda dunia ini. Semua orang justru memang sudah pasti tidak menginginkannya. Banyak yang kehilangan pekerjaan, hak pendidikan, hak hidup atau bahkan hak berekreasi dengan aman.
Covid 19 sedang menginfeksi bumi ini sehingga bumi ini sakit tak berdaya. Berbagai perusahaan, manusia, dunia pendidikan serta aspek apapun lumpuh total. Sekali lagi, semua orang tidak ada yang menginginkan hal ini. Namun, musibah memanglah musibah. Semuanya cuma butuh bahu membahu, untuk menyembuhkan dunia ini. Para dokter, tenaga medis dan semua elemen masyarakat dunia harus berada bersama-sama di garis depan melawan virus mematikan ini.
Jadi, itulah mengapa judul ini seakan bersifat opsional dan memproyeksikan perbedaan antara keduanya. Jadi bisa terlihat yang lebih baik antara musim semi yang dimana banyak keceriaan, kebahagiaan serta dibanjiri rasa senang layaknya senyum anak-anak yang melihat bunga sakura. Ataukah tangisan orang-orang yang kehilangan pekerjaannya, kelaparan dan tubuh lemas tak berdaya bahkan tak bernyawa yang terbaring kaku di rumah sakit? semua pasti tahu jawabannya.
Semoga lekas berakhir nestapa dunia ini. Semoga semua bisa bekerja, belajar, jalan-jalan dan melakukan aktivitas apapun tanpa rasa takut dan terlindungi dengan rasa aman. Ingin musim semi atau pandemi? ataukah hanya ingin semuanya baik-baik saja seperti semula? pilihan ketiga ini dirasa lebih bijak. Semua hanya ingin dunia kembali seperti semula dan tidak ada lagi pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H