Mohon tunggu...
artyastiani
artyastiani Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta konsentrasi Jurnalisme 130905037

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sosial Media dalam Jurnalisme

28 Mei 2016   13:11 Diperbarui: 28 Mei 2016   13:28 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sosial media merupakan sebuah sistem yang memampukan orang, untuk berbagi informasi, yang diidentifikasi melalui identitasnya. Tidak seperti media konvensional, sosial media memungkinkan sharing informasi yang dua arah. Dua arah di sini adalah dari sisi audiens dan informan.

Sosial media disebut juga citizen journalism, sekarang yang bukan jurnalis pun juga bisa berbagi informasi. Kegiatan ini disebut juga jurnalisme partisipasi, yaitu kegiatan warga yang secara aktif melakukan peran jurnalisme. Jika pada jurnalisme ada proses gatekeeper (pihak yang melakukan verifikasi), sosial media tidak jurnalisme karena tidak ada disiplin verifikasi dan 5w+1H.

Namun,menurut Lavrusik, sosial media memiliki kekuatan untuk membantu jurnalis, yaitu menjadi sarana publikasi jurnalistik yang lebih luas. Misalnya membagikan berita ke social media yang bertautan langsung ke website media. Melalui social media juga redaksi akan fokus ke komunitas (followernya), yang nantinya  dapat mengarahkan ke isu yang sedang hangat dibicarakan ke komunitas. Anggota komunitas bisa jadi UGC (User Generated Content), terdapat kolaborasi antara jurnalis warga dengan yang profesional.

Sosial media dapat digunakan untuk liputan kolaborasi, yaitu kerjasama antara produser konten (media) dengan sumber berita. Peran jurnalis berkembang dari proses peliputan dan produksi berita, menjadi peran menyebarluaskan berita.  Jurnalis juga dapat mengambil topic hangat di media sosial sebagai berita.

Terdapat 11 lapisan jurnalisme warga menurut Steve Outing:

  • Tahap pertama, terbuka terhadap komentar warga
  • Tahap 2, citizen add-on reporter. Ada berita utama dari reporter kemudian ditambah informasi dari warga yang lebih lengkap.
  • Semua orang bisa berkontribusi (open source reporting). Liputan tersebut melibatkan warga yang menguasai yang kemudian dimasukkan dalam produk jurnalistik.
  • Citizen bloghouse, semacam sebuah blog khusus untuk jurnalisme warga, misalnya Kompasiana.
  • Redaksinya terbuka untuk public  (transparan) sehingga warga biasa juga dapat mengikuti kerja redkasi
  • The stand-alone citizen-journalism site: Edited version. Merupakan sebuah website yang dikhususkan untuk warga yang ingin menulis apapun juga. Namun, apa yang ditulis warga harus melewati editor terlebih dahulu sehingga tidak semua bisa ditayangkan secara mentah-mentah.
  • The stand-alone citizen-journalism site: Unedited version. Sama seperti sebelumnya, hanya saja warga bisa langsung mengunggah tulisan mereka tanpa melalui editor. Jadi apa yang mereka tulis akan ditayangkan sama tanpa disunting.
  • Versi print dari jurnalisme warga. Salah satu contoh di Indonesia adalah koran Kompas, beberapa waktu lalu pernah menyelipkan lembar khusus untuk tulisan di Kompasiana.
  • The hybrid: Pro + citizen journalism. Ada kolaborasi antara jurnalis professional dengan warga, tapi melalui proses editing terlebih dahulu.
  • Sudah kolaborasi antara warga dan jurnalis professional tapi tetap dalam satu media yang sama.
  • Wiki journalism. Melihat dari situs Wikipedia, dimana setiao orang dapat menyunting tulisan di dalamnya. Wiki jurnalisme juga memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk menyunting tulisan di dalamnya.

Lalu bagaimana seorang jurnalis seharusnya memanfaatkan atau menggunakan media social?

Editor dari media yang memiliki social media harus selalu mengikuti timeline social medianya. Hal ini dikarenakan topik yang sedang hangat dibicarakan bisa menjadi berita jika diolah lebih dalam. Media social juga bisa dijadikan sebagai social branding. Ada baiknya juga jika seorang jurnalis dari media bisa mencerminkan perannya sebagai jurnalis melalui akun media social. Contoh yang paling sederhana adalah memberikan info mengenai siapa dirinya di bagaian biografi. Bahkan status media sosialnya juga sebaiknya berhubungan dengan peran jurnalismenya.

Sumber:

https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/social-media-for-journalism.ppt

Mindy McAdam. Professional Standards in Journalism. Diakses dari: https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/mindymcadams_online_ethics_social_media.pdf

http://www.poynter.org/2005/the-11-layers-of-citizen-journalism/69328/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun