Bismillahi Asalammualaikum wr wb,
Hai kawan-kawan, pemuda Indonesia, “Mahasiswa”. The agen of changes, agent of sosial control, penggagas revolusi, tokoh-tokoh yang ikut menjaga NKRI. Melihat keadaan bangsa kita saat ini, sudah selayaknya kita sebagai mahasiswa kembali unjuk gigi dalam menciptakan kemerdekaan hakiki dan keadilan sosial dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta kemajuan Indonesia. Kawan-kawan, sebagaimana kita sadari, civitas akademika di kampus belum menunjukan hasil maksimal dalam membentuk karakter diri dan membuat kita mampu merubah kondisi bangsa.
Organisasi merupakan alternatif yang cukup menjanjikan untuk membentuk karakter dan kreatifitas kita sebagai mahasiswa dan generasi penerus bangsa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peristiwa penting yang digagas oleh pemuda dan aktivis mahasiswa dan akhirnya menciptakan perubahan besar dalam sejarah republik ini, seperti memperjuangkan NKRI paska kemerdekaan, pemberantasan PKI, sampai menurunkan rezim jendral dan menciptakan reformasi. Sejak awal, organisasi menjadi bagian kental dalam pergerakan mahasiswa direpublik ini. Contohnya Himpunan Mahasiswa Islam.
Himpunan Mahasiswa Islam atau yang sering disebut HMI merupakan organisasi mahasiswa islam tertua di Indonesia. Himpunan ini berdiri sejak 5 Februari 1947 atau bertepatan dengan 14 Rabiul Awal 1366 H dan digagas oleh kakanda Lafran Pane yang saat itu sedang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Islam (STI) Yogyakarta.
Himpunan ini merupakan organisasi perjuangan yang berbasih pengkaderan. Anggota HMI atau yang selanjutnya disebut “Kader” harus menempuh jenjang pengkaderan formal didalam HMI itu sendiri. Jenjang pertama yaitu Basic Training atau LK1, kemudian kader HMI bisa meneruskan kepada jenjang Intermediet Training dan Advent Training atau LK2 dan LK3.
HMI berdiri untuk menyiarkan syariat-syariat agama islam dan membentuk cendekiawan-cendekiawan islam muda yang memiliki bekal ilmu serta wawasan yang luas sehingga mampu berperan dalam mewujudkan kesejahteraan umum di Indonesia. Dalam perjalanan panjangnya, HMI menghasilkan banyak cendekiawan dan tokoh-tokoh yang berperan aktif di Indonesia, seperti kakanda Mahfud MD, Jusuf Kalla, Nurcholish Majid, Anis Baswedan dan banyak lainnya.
Begitu pula di kampus FISIP Unila ini, HMI sudah berperan sejak awal berdirinya Fakultas ini dan banyak menghasilkan mahasiswa berprestasi serta alumni yang mempunyai karir dan eksis di Indonesia, baik dalam bidang Keagamaan, Akademisi maupun Birokrasi di bumi pertiwi. Contohnya Kakanda Dharmawan Purba, Mizwar Affandi, dan Arif Mustofa. Saat ini pun HMI masih mencetak mahasiswa berprestasi di FISIP, contohnya, Robby Ruyuda, Adrian Soedrajad, Rizki Hendarji Putra, Juanda dan banyak lainnya.
Namun sama-sama kami sadari, HMI bukanlah sesuatu yang tidak berkekurangan. Kami sebagai kader HMI masih mempunyai kekurangan disana-sini, karena pada hakikatnya kita masih belajar. Sebab itulah kami terus menempa diri menjadi pribadi yang lebih baik, meminimalisir aktifitas negative dan memaksimalkan potensi diri.
Oleh karena itu kami mengajak kawan-kawan untuk terus aktif berorganisasi, apapun organisasinya. Sebagai kader HMI tentu saja kami merekomendasikan rumah tua ini sebagai wadah beraktualisasi dan menempa diri bagi kita kaum intelektual bangsa.
Salam hangat dari kami. “Berteman lebih dari saudara”
Dengan niat tulus iklas, Yakin Usaha Sampai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H