Peringatan sumpah pemuda sejatinya menjadi momentum kebangkitan pemuda Indonesia untuk memberikan sebuah perubahan nyata bagi bangsanya.Â
Ditengah persoalan bangsa yang semakin kompleks, diperlukan suatu gerakan pemuda yang diyakini banyak kalangan mampu merubah suatu ketimpangan sosial di masyarakat.Â
Akan tetapi, harapan besar bangsa Indonesia terhadap generasi mudanya dalam melakukan suatu perubahan kearah yang lebih baik, kiranya masih memerlukan waktu yang tidak sedikit.Â
Memasuki era globalisasi dewasa ini, perkembangan generasi muda Indonesia mengalami dinamika yang cukup menarik. Pengaruh globalisasi yang sangat cepat dan lemahnya filterisasi yang dimiliki generasi muda sekarang memunculkan permasalahan yang cukup serius dan semakin memperlemah peran pemuda dalam melakukan suatu perubahan.
Semakin berkembangnya teknologi informasi sekarang ini memberikan pengaruh yang cukup besar. Bahkan pengaruh media informasi sekarang ini menjadi contoh bagi anak-anak. Sayangnya, contoh buruk cenderung lebih mudah mereka ikuti dibanding teladan yang baik.Â
Ditambah lagi, kurangnya peran orang tua dalam mengontrol perkembangan anak dan terbatasnya pengetahuan orang tua terhadap pendidikan, semakin menjerumuskan anak-anak ke jurang degradasi kepribadian. Salah satu contoh, sangat sulit mendidik anak untuk jujur ketika banyak sekali penipuan, korupsi, manipulasi, dalam pengalaman hidupnya.
Menurut Lickona (1992), ada beberapa tanda perilaku manusia yang menunjukkan arah kemunduran suatu bangsa, yaitu meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, ketidakjujuran yang membudaya, tingginya rasa tidak hormat terhadap orang tua, guru dan figur pemimpin, pengaruh teman sebaya terhadap perilaku kekerasan, meningkatnya kecurigaan dan kebencian, penggunaan bahasa yang memburuk, penurunan etos kerja, menurunnya tanggung jawab individu dan warga negara, meningginya perilaku merusak diri, dan semakin kaburnya pedoman moral (Zuchdi, 2009: 38).
Tanda-tanda perilaku manusia tersebut apabila kita cermati, perlahan-lahan mulai terjadi pada generasi muda Indonesia dewasa ini. Beragam kondisi dan permasalahan bangsa khususnya yang terjadi pada generasi muda semakin memprihatinkan. Keprihatinan ini cukup beralasan mengingat sebagian pemuda sekarang ini telah kehilangan jati dirinya. b
eberapa realita konkret dari hal ini adalah krisis kejujuran, tutur bahasa yang memburuk akibat berkembangnya bahasa "gaul" atau "Alay" yang meracuni gaya berbahasa para pemuda, maraknya perilaku kekerasan yang terjadi pada kalangan pelajar dan mahasiswa, meningkatnya seks bebas dan lain-lain.
Dalam konteks seperti ini akan sangat wajar apabila dunia pendidikan kita mendapatkan sorotan tajam masyarakat. Mengingat perkembangan generasi muda dengan segala persoalannya berkaitan erat dengan proses pendidikan yang dialaminya. Antara dunia pendidikan dengan generasi muda seperti dua sisi mata uang yang sangat sulit untuk dipisahkan.Â
Dan pada dasarnya, masalah yang sedang terjadi pada generasi muda merupakan bentuk lemahnya tingkat pendidikan kita. Maka, sudah menjadi hal yang sangat penting apabila kita kembali melakukan kajian mendalam terkait proses pendidikan dalam menjawab permasalahan yang menghinggapi generasi muda sekarang.