Hanya rasa sesal yang melingkupi pikiran
Disusul rindu yang begitu menggebu
Tangis lirih tertahan perlahan jadi rintihan
Menyelimuti relung kalbu dengan sendu
Netraku terpaku melihat sebuah ruang
Memori yang lama terpendam sekelebat membayang
Teringat jelas mata teduh yang menyiratkan harapan
Binar mata secerah bulan saat memandang orang-orang  tersayang
Ku ingat kala engkau tertidur pulas
Diam-diam engkau ku amati dengan seksama
Rambut yang dulu hitam legam itu telah memutih
Kulit yang dahulu di puja, kini keriput dimakan usia
Ku hela nafas panjang
Ternyata semua itu hanya mimpi
Sekelebat memori yang membayang
Hanya kilasan yang tak pantas tuk disesali
Tak terasa tahun demi tahun berlalu
Kenyataan akan kepergianmu serasa menamparku
Bukan harta benda yang engkau wariskan
Lebih dari itu
Nilai-nilai kesabaran dan keikhlasan-lah yang engkau turunkan
Walau begitu, peninggalanmu itu sangat berarti bagiku
Terlebih, coretan kisah akan memori indah bersamamu
Terpatri kuat, terkenang dalam buku ingatan dan kalbu
Terimakasih ku ucapkan padamu
Atas pengorbanan, cinta dan kasih yang selama ini engkau curahkan
Kebaikan dan kelapangan menyertaimu di alam sana
Ngk, 17 Juni 2021
#IIpuisiART_W
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H