Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pembentukan masa depan suatu bangsa. Tanpa pendidikan yang berkualitas, sumber daya manusia tidak dapat mengembangkan segala potensi secara maksimal. Mahasiswa hadir dalam tatanan masyarakat sosial guna menjadi harapan untuk merubah kondisi menjadi lebih baik.Â
Psikologi merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tentang jiwa manusia. Segala aspek kehidupan bisa dihubungkan dengan berbagai perspektif psikologi. Mahasiswa psikologi memiliki potensi besar untuk menjadi pintu utama masuknya sumber daya manusia pada perusahaan atau kantor juga bisa menjadi garda terdepan pejuang kesehatan mental/jiwa.
Sebagai mahasiswa psikologi tentunya dalam pembelajaran sehari-hari banyak sekali menggunakan berbagai buku dan literatur yang banyak. Mahasiswa dituntut untuk sering membaca karena teori-teori tentang psikologi memang banyak sekali.Â
Tidak semua mahasiswa memiliki tingkat pemahaman yang sama yaitu hanya cukup dengan membaca, terkadang untuk memahami poin-poin pembelajaran dibutuhkan metode yang berbeda. Tidak dipungkiri bahwa individu lebih mampu memahami sesuatu apabila dihadapkan pada realita yang ada di sekitarnya.
Penggunaan pembelajaran metode studi kasus menurut pengakuan orang banyak merupakan metode pembelajaran yang paling efektif dan mudah dipahami. Metode studi kasus adalah suatu desain pembelajaran berbasis tingkat satuan pendidikan metode ini berbentuk penjelasan tentang suatu masalah, kondisi, kejadian atau situasi tertentu yang ada disekitar kita kemudian mahasiswa diperintahkan untuk mencari alternatif pemecahannya kemudian metode ini dapat juga digunakan untuk mengembangkan pola berpikir kritis dan menemukan penyelesaian dari suatu topik yang dibahas. (Yamin, 2007: 156)
Metode studi kasus ini mendorong mahasiswa untuk mengidentifikasi dan menyelidiki masalah serta meyakinkan mereka. Oleh karena itu, salah satu elemen penting dari metode studi kasus adalah melibatkan diskusi kolaboratif mengenai isu-isu yang terkait dengan kasus tersebut. Melalui diskusi ini, mahasiswa dapat menentukan apa yang mereka sudah ketahui dan apa yang perlu mereka ketahui, dengan tujuan untuk memahami kasus dan merumuskan masalah yang perlu diselidiki. Dalam konteks ini, interaksi dengan teman sekelompok sangat penting dalam langkah-langkah pembelajaran studi kasus. Terutama ketika mahasiswa mencoba memecahkan masalah dan membuat keputusan, interaksi antar mahasiswa menjadi krusial.
Teori konstruktivisme menekankan pentingnya pembelajaran yang aktif dan konstruktif di mana mahasiswa membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri melalui refleksi dan pengalaman langsung. Dalam pembelajaran studi kasus, mahasiswa didorong untuk menganalisis dan menginterpretasikan kasus, mencari solusi, dan membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman dan wawasan yang diperoleh dari studi kasus tersebut. Teori ini juga menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran studi kasus, mahasiswa berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan dosen dalam diskusi kolaboratif, berbagi sudut pandang, dan membangun pemahaman bersama. Interaksi sosial ini memungkinkan pembentukan pengetahuan baru dan pemecahan masalah kolektif.
Pendekatan pembelajaran studi kasus yang memberikan mahasiswa kesempatan untuk belajar melalui beberapa elemen penting, yaitu pengalaman praktis, refleksi, interaksi sosial, dan pemecahan masalah nyata. Â Pertama, mahasiswa belajar melalui pengalaman praktis dengan berurusan langsung dengan kasus nyata atau situasi nyata.Â
Mereka dapat menganalisis, mempelajari, dan merespons kasus tersebut secara langsung, sehingga dapat mengaitkan teori dengan aplikasi praktis dalam konteks yang relevan. Kedua, refleksi menjadi bagian penting dalam pembelajaran studi kasus. Mahasiswa didorong untuk merefleksikan pengalaman mereka, menganalisis keputusan yang diambil, dan mempertimbangkan implikasi dari tindakan yang diambil.Â
Refleksi ini membantu mereka memperdalam pemahaman mereka tentang masalah yang dihadapi dan memperbaiki kemampuan mereka dalam menghadapi situasi serupa di masa depan.Â
Ketiga, interaksi sosial merupakan aspek penting dalam pendekatan pembelajaran studi kasus. Mahasiswa berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan dosen dalam diskusi kolaboratif. Mereka berbagi sudut pandang, pemikiran, dan pengalaman, serta saling memberikan umpan balik dan dukungan. Interaksi sosial ini mendorong mahasiswa untuk melihat berbagai perspektif, memperluas pemahaman mereka, dan memperkaya proses pembelajaran.Â