Kebijakan moneter juga memengaruhi likuiditas sistem keuangan. Jika bank sentral menerapkan kebijakan moneter yang ketat dengan menaikkan suku bunga atau mengurangi likuiditas, UMKM akan kesulitan mendapatkan kredit. Sebaliknya, jika bank sentral menerapkan kebijakan moneter yang longgar dengan menurunkan suku bunga atau meningkatkan likuiditas, UMKM akan lebih mudah mendapatkan kredit.
c. Inflasi
Untuk mencapai stabilitas harga merupakan tujuan utama kebijakan moneter. Bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mengontrol inflasi jika inflasi tinggi. Namun, kenaikan suku bunga ini juga dapat mempengaruhi UMKM. Misalnya, karena biaya bunga yang meningkat, UMKM akan menghadapi biaya produksi yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi daya saing mereka.
Dampak Kebijakan Moneter terhadap UMKM
Kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank BI dan bank sentral dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap UMKM. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat terjadi:
a. Pertumbuhan Ekonomi
Kebijakan moneter yang efektif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat. Jika kebijakan moneter yang diterapkan berhasil mencapai stabilitas harga, maka UMKM akan mendapatkan kepastian dalam merencanakan investasi dan ekspansi usaha. Hal ini akan mendorong pertumbuhan UMKM yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
b. Akses ke Kredit
Salah satu faktor kunci untuk pertumbuhan UMKM adalah akses ke kredit yang terjangkau. Kebijakan moneter yang mendorong suku bunga pinjaman rendah dan likuiditas yang cukup akan memberikan kesempatan bagi UMKM untuk mendapatkan akses ke kredit yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha.
c. Daya Saing