Mohon tunggu...
Artika Sari Devi
Artika Sari Devi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menimbang Ulang Konsep Sukses: Apa yang Benar-Benar Kita Kejar?

3 Desember 2024   16:40 Diperbarui: 3 Desember 2024   19:10 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika kecil, kita sering diajarkan bahwa sukses adalah memiliki rumah besar, mobil mewah, dan pekerjaan bergaji tinggi. Kita tumbuh dengan standar yang dirumuskan oleh masyarakat: semakin banyak yang kita miliki, semakin tinggi nilai kita. Namun, sebagai mahasiswa yang setiap hari dihadapkan dengan realitas dunia kerja, persaingan, dan tantangan hidup, saya mulai bertanya-tanya: benarkah itu tujuan akhir yang patut kita kejar?

Sukses yang Didefinisikan oleh Masyarakat

Konsep sukses yang dominan seringkali sempit dan materialistis. Kita dinilai dari pencapaian akademik, karier yang gemilang, atau kemampuan membeli barang-barang mahal. Pandangan ini diperkuat oleh media sosial yang mengagungkan gaya hidup serba wah. Tidak jarang, mahasiswa seperti saya merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi ini.

Namun, apakah sukses benar-benar sekadar angka di rekening atau jabatan dalam kartu nama? Jika kita mengejarnya tanpa mempertimbangkan kebahagiaan, kesehatan mental, dan nilai-nilai pribadi, apakah itu pantas disebut sukses?

Makna Sukses yang Lebih Luas

Sukses sejatinya bersifat subjektif. Bagi sebagian orang, sukses mungkin berarti memiliki karier yang hebat, tetapi bagi yang lain, itu bisa berarti menjalani hidup yang sederhana namun bermakna. Ada yang merasa sukses ketika bisa membantu orang lain, mendidik generasi penerus, atau sekadar menjalani hidup yang seimbang.

Sebagai mahasiswa, saya percaya bahwa kita harus mulai mendefinisikan ulang sukses sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut. Mungkin sukses adalah menjadi pribadi yang berintegritas, mampu menjaga hubungan baik dengan keluarga dan teman, atau berkontribusi pada komunitas kita.

Menggeser Paradigma Sukses

Mengapa kita tidak mulai menghargai proses, bukan hanya hasil akhir? Pendidikan, misalnya, seharusnya tidak semata-mata untuk mencari pekerjaan, tetapi juga untuk membangun karakter, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan memperluas wawasan.

Kita juga perlu belajar untuk tidak membandingkan diri kita dengan orang lain. Alih-alih berkompetisi, mari kita fokus pada perjalanan kita sendiri. Setiap orang memiliki jalannya masing-masing, dan tidak ada satu ukuran sukses yang cocok untuk semua.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun