Mohon tunggu...
Artika Puspitasari Salsabila
Artika Puspitasari Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030046 UIN Sunan Kalijaga

Seorang anak perempuan kelahiran Kabupaten Fakfak yang senang bercerita kepada teman-temannya dan memberikan aura positif ke semua orang serta mempunyai bakat bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Filosofi "Satu Tungku Tiga Batu": Menceritakan Tentang Toleransi Umat Beragama yang Ada Di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat

12 Maret 2024   07:14 Diperbarui: 16 Maret 2024   14:21 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak di Asia Tenggara dengan mayoritas masyarakat beragama Islam. Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan tersebut bisa dicapai karena persatuan seluruh rakyat Indonesia. Meskipun rakyat Indonesia memiliki perbedaan mulai dari suku, ras, budaya, dan agama, akan tetapi mereka tetap bersatu menjadi satu kesatuan dan bisa mencapai kemerdekaan. Karena persatuan dan perjuangan tersebut, munculah sebuah semboyan Nasional yang terletak pada lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Burung Garuda yang berbunyi "Bhineka Tunggal Ika" yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu." Indonesia memiliki ribuan pulau, puluhan Provinsi, dan ratusan Kabupaten, salah satunya adalah Kabupaten Fakfak yang terletak di Provinsi Papua Barat.

https://wahananews.co/daerah/filosofi-satu-tungku-tiga-batu-potret-toleransi-umat-di-fakfak
https://wahananews.co/daerah/filosofi-satu-tungku-tiga-batu-potret-toleransi-umat-di-fakfak

1. Apa Itu Kabupaten Fakfak?
Kabupaten Fakfak adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Papua Barat. Hari jadi Fakfak jatuh pada tanggal 16 November 1900. Kabupaten ini terkenal dengan hasil buah palanya, sehingga dijuluki sebagai "Kota Pala." Fakfak memiliki wilayah yang cukup luas, wilayahnya mencakup pegunungan, pesisir, dan beberapa distrik yang berada di beberapa pulau. Oleh karena itu, Kabupaten Fakfak memiliki banyak wisata seperti Air Terjun Kiti-kiti di Distrik Karas, Pulau Ugar di Distrik Kokas, Pulau Tubir Seram, Teluk Toran di Distrik Karas, dan Air Terjun Ubadari yang terletak di Distrik Kramomongga. Kabupaten ini Memiliki 50% penduduk beragama Islam dan 40% kekristenan.

2. Keberagaman di Kabupaten Fakfak dan Filosofi "Satu Tungku Tiga Batu"
Fakfak adalah Kabupaten yang memiliki beragam suku dan ras, akan tetapi Fakfak dulunya dihuni oleh mayoritas suku asli Papua. Saat ini, Fakfak diisi oleh berbagai suku yang merantau dengan tujuan yang berbeda-beda, seperti mencari kerja, mempunyai pasangan, mendapat penugasan dinas, dan lain-lain. Fakfak juga memiliki beragam agama, tetapi mayoritas agama masyarakat Fakfak adalah Islam, Protestan, dan Katolik. Oleh sebab itu, Fakfak memiliki semboyan "Satu Tungku Tiga Batu".

"Satu Tungku Tiga Batu" adalah filosofi terkenal yang berasal dari Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Filosofi "Satu Tungku Tiga Batu" merupakan semboyan yang menggambarkan mengenai tiga agama yang ada di Kabupaten Fakfak, yaitu Islam, Kristen Protestan, dan Katolik. Filosofi "Satu Tungku Tiga Batu" ini diketahui sebagai penggambaran dari suku Mbaham Matta yaitu "Ko, On, Kno, Mi Mbi Du Qpona" yang berarti "Kau, Saya, dan Dia Bersaudara." Filosofi ini diwariskan secara turun temurun yang kemudian pada tahun 1990-an ditetapkan secara resmi oleh pemerintah sebagai filosofi Kabupaten Fakfak.
Tiga agama yang ada di Kabupaten Fakfak yaitu Islam, Kristen, Protestan, dan Katolik dianggap sebagai agama keluarga. Filosofi "Satu Tungku Tiga Batu" ini digunakan untuk mempererat keharmonisan antar umat beragama yang ada di Kabupaten Fakfak.

Oleh karena itu, kerukunan yang terlihat dari masyarakat Fakfak merupakan pencerminan dari filosofi "Satu Tungku Tiga Batu" yang memiliki makna kesatuan, persaudaraan, dan saling menolong dalam menjalankan hidup.

Masyarakat Fakfak yang hidup berdampingan dengan keberagaman agama adalah sebuah fakta yang tidak terelakkan. Masyarakat Fakfak dalam realita kehidupannya, menganggap bahwa hidup berdampingan dengan agama yang berbeda bukanlah suatu masalah. Terlebih masyarakat Fakfak berpegang pada filosofi "Satu Tungku Tiga Batu" yang mencerminkan toleransi antar umat beragama.

Toleransi antar umat beragama oleh masyarakat Fakfak terlihat pada kekompakkan masyarakat yang saling tolong menolong dalam acara keagamaan. Dalam pembangunan rumah ibadah, masyarakat Fakfak akan saling bergotong royong tanpa memandang agama. Bahkan hingga kini, untuk membangun sebuah Masjid atau Gereja, dalam susunan panitia pembangunannya, pasti terdapat panitia yang berbeda agama. Sebagai bukti nyata mengenai toleransi antar umat beragama di Fakfak adalah berdirinya Masjid Patimburak yang berada di Kecamatan atau Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak.

Masjid Patimburak diperkirakan dibangun  pada tahun 1870 oleh Imam yang bernama Abuhari Kilian. Masjid Patimburak dianggap sebagai masjid tertua yang ada di Kabupaten Fakfak. Meski saat ini, Majelis Ulama Indonesia atau MUI Provinsi Papua Barat bersama LIPI, sedang mendalami sejarah masuknya Islam di Tanah Papua yang diperkirakan masuknya Islam di Tanah Papua khususnya di Kabupaten Fakfak terjadi pada awal abad ke-16, jauh sebelum dibangunnya Masjid Patimburak tersebut.

Masjid Patimburak memiliki arsitektur yang unik, karena memiliki perpaduan bentuk Masjid dan Gereja. Masjid Patimburak menjadi wujud filosofi "Satu Tungku Tiga Batu" di Fakfak karena Masjid Patimburak ini dibangun secara gotong royong oleh warga, baik yang beragama Islam maupun Kristen, Protestan, ataupun Katolik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun