Mohon tunggu...
artikarahmawati
artikarahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Topik Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Solusi Pengembangan Kepribadian dalam Islam Akibat Krisis Moral

25 Desember 2024   12:37 Diperbarui: 25 Desember 2024   12:46 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
   Sumber: https://tangerangdaily.id/wp-content/uploads/2024/12/Moralitas-kaum-muda.jpg

Oleh: Artika Rahmawati dan Aurelia Puspitasari

Bisa dilihat bahwa saat ini sedang booming akibat munculnya krisis moral yang ditandai dengan menurunnya akhlak dan perilaku pada individu. Hal ini sejalan dengan terbentuknya kepribadian. Bahwa kepribadian terbentuk dari proses pengalaman yang telah dilaluinya. Maka bimbingan terhadap penerapan nilai-nilai agama Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan.

Islam menganggap kepribadian sebagai bagian dari fitrah manusia, dan setiap orang diharapkan untuk mengekspresikan kepribadian tersebut sesuai dengan ajaran agama. Kepribadian Muslim adalah hasil dari proses pendidikan Islam yang menciptakan ciri khas pada individu Muslim. Oleh karena itu, kepribadian Muslim adalah ekspresi dari perilaku dan tindakan seseorang dengan ajaran Islam. Ini mencerminkan ketaatan dan penyerahan diri kepada Allah SWT. 

Berikut adalah solusi atau langkah-langkah pengembangan kepribadian dalam Islam:

1. Mengenal Potensi Diri

Setiap individu memiliki kelebihan sendiri seperti bakat dan keterampilan. Yakin lah bahwa Allah telah menciptakan kita di dunia dengan potensi yang kita miliki. Jika kita tidak mengenali dan mengasah potensi diri kita, sama saja kita tidak bersyukur atas karunia yang telah Allah SWT titipkan kepada kita. Mengenal potensi diri sebagai bentuk usaha manusia untuk mau berkembang menjadi lebih baik, setelah dapat diketahui oleh diri sendiri potensi apa yang dimiliki, maka tugas selanjutnya adalah mengembangkan potensi tersebut dengan terjun langsung di lapangan untuk melakukan hal-hal yang positif demi kemajuan pribadi yang lebih baik. Allah SWT berfirman:

قلَْ كُلَ  ي عْمَلَُ عَل ىَ شَاكلتهَِۦ فَ ربكُمَْ أعْلمَُ بِنَْ هُوََ أهْدَ ىَ سَبيلًَ 

Artinya: "Katakanlah : tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya." (QS. Al Isra' : 84).

2. Membangun Harga Diri dan Mengembangkan Potensi  

Diantara tujuan penting yang diemban oleh ajaran Islam ialah membangkitkan harga diri manusia pada masa jahiliyah Arab. Harga diri sekelompok masyarakat dianggap begitu rendah sehingga budak tidak dianggap sebagai manusia. Dalam hal inilah Islam datang membawa ajaran yang jelas. Semua manusia sama disisi-Nya, harga diri harus bisa dibangun agar orang lain tidak menganggap sebelah mata. Sebagaimana yang terdapat dalam QS. Ali-imran:139: 

ولََ تََنو ا ولََ تََْزنوَ ا وَأنتمَُ ٱلْْعْلوْنََ إن كُنتم مُّؤْمِنيََ

Artinya: "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."

Selain itu manusia harus mampu membangun harga diri sebagai manifestasi beberapa kelebihan yang dimiliki kunci usaha membangun harga diri adalah melalui da'wah Islam. Da'wah Islam menyeru manusia untuk menjalankan kewajibannya sebagai muslim dan mengajak umat Islam untuk memiliki karakter yang mulia.

Selain harga diri, hal yang yang harus dikembangkan oleh manusia adalah potensi diri. Oleh karena itu, fitrah anak sebagai generasi masa depan ini perlu diperhatikan, dipelihara dan dikembangkan, terutama oleh kedua orang tua selaku pembina dan penanggung jawab dalam membina sebuah tatanan keluarga. Kedua orang tua sangat berperan, berpengaruh, bahkan menentukan arah ke depan bagi generasi muda.

3. Memelihara fisik jasmani (tubuh)

Sebagai makhluk yang diciptakan dengan sebaik-baiknya penciptaan, manusia harus dapat mensyukuri dan memelihara dirinya agar dapat mengabdi dan beribadah kepada Allah SWT, sehingga manusia akan mampu mengerahkan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Tentunya sebelum melakukan hal tersebut, manusia terlebih dahulu mengenali potensi yang ada pada dirinya dengan menjaga dan merawat fisik/tubuhnya. Manusia wajib menggunakan seluruh indera fisiknya semata-mata sebagai alat untuk melakukan ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT.

Jasmani sebagai bagian dari tubuh harus senantiasa dilindungi dari sesuatu yang mengotorinya. Hal-hal yang dapat membahayakan fungsi fisik kita harus dihindari bagaimanapun caranya. Kesehatan harus dijaga agar fisik tubuh dapat berfungsi secara efisien. Akibatnya, setiap individu wajib mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, sebagaimana diperintahkan Allah SWT dalam QS. Al-An'am ayat 88:

ذلكََ هُدَى ٱلَّلَِّ ي هْدِى بهَِۦ مَن يشَا ءَُ مِنَْ عِبادِهَِۦ َ وَلوَْ أشْركَُو ا لََبطَ عَنْ هُم مَّا كَانو ا ي عْمَلونََ 

Artinya: Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-An'am ayat 88).

Setelah makan dan minum yang halal lagi, tubuh/jasmani yang sehat dan prima harus digalakkan dengan aktivitas positif seperti olahraga, agar metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar dan keseimbangan fisik dapat terjaga. Dan, dengan beribadah kepada Allah, umat Islam secara tidak langsung menjaga kesehatan orang yang melakukannya. Rasulullah SAW membutuhkan banyak aktivitas fisik.

Kesimpulan

Kesimpulan dari artikel ini menekankan bahwa pengembangan kepribadian dalam Islam sebagai respons terhadap krisis moral dapat dicapai melalui beberapa langkah penting, yaitu mengenal potensi diri untuk memahami kekuatan dan kelemahan individu, membangun harga diri yang positif sebagai fondasi kepercayaan diri, serta mengembangkan potensi melalui pendidikan dan pengalaman yang relevan. Lalu, memelihara dan menjaga kesehatan fisik juga menjadi aspek yang mendukung keseimbangan mental dan emosional, sehingga individu dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat dan menghadapi tantangan moral dengan lebih baik.

Referensi:

Dawami, A., Rahman, I. K., Indra, H., & Lisnawati, S. (2023). Upaya meningkatkan intelegensi melalui pembentukan kepribadian.

Hascan, M. A. (n.d.). KONSEP SERTA SOLUSI PENGEMBANGAN DIRI DALAM ISLAM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun