Masih ada lagi gak ya? Kalau masih ada mari ditambahkan!
Buat cewek-cewek biasanya akan menghindari punya pacar anak mami. Kurang maco, kurang greget, dan selalu lamban mengambil keputusan. Bersikap seperti anak kecil yang selalu ingin diperhatikan dan diutamakan.
Tapi sisi positif dari sianak mami, dia akan lebih bisa menghargai wanita. Karna baginya semua wanita adalah seperti ibunya yang harus selalu dihormati.
Wanita yang sudah bisa bertahan menjalin hubungan pacaran dengan anak mami, masih terus akan ada kecemasan. Hubungan yang telah lama terjalin belum ada niat keseriusan dari pasangan. Wanita yang merasa usinya sudah tidak muda lagi namun pasangan belum berani mengambil keputusan serius kejenjang selanjutnya yaitu pernikahan. Harap-harap cemas wanita menunggu namun tak datang juga lamaran. Mau melamar duluan kodrat sebagai wanita. Mau putus dijalan hati masih sayang.
Anak mami bukannya tidak mau melamar, tapi dia harus dapat izin dari orangtuanya. Tanpa mengantongi izin dia tak akan berani melangkah. Dan dia tidak akan segan memutus hubungan bila orangtua tidak merestui.
Jadi jalan yang terbaik adalah PDKT sama orangtua. Buat orangtuanya jatuh hati dan percaya kalau kita pantas untuk mendampingi anaknya. Membuat orangtua anak mami jatuh cinta lebih penting dari cinta anaknya. Kalau pendekatannya berhasil orangtua akan menyutujui bahkan lebih inisiatif menyuruh segera menikah.
Setelah restu didapatkan lanjutlah kepernikahan. Tapi disini masih akan terus ada masalah. Tergantung dari lelakinya apa benar-benar sudah bisa mandiri atau masih tidak bisa lepas bayangan orangtua. Kalau sudah bisa mandiri berarti aman karna orangtua tidak akan ikut campur dalam urusan keluarga. Namun bila sebaliknya, berarti harus siap-siap dengan peran orangtuanya yang akan mengatur keluarga kita.
Sikap sabar dan selalu percaya kalau semua untuk kebaikan bersama bisa jadi kunci sukses. Karna maksut orangtua biasanya demi kebaikan anaknya. Dan kita harus bersiap jadi wanita kedua setelah ibunya. Dan selalu mengalah dari ibunya, karna dimata anak mami sampai kapanpun orangtuanya yang selalu benar.
Ternyata terlalu banyak konsekuensi dari anak mami. Bila sudah siap baik buruknya bisa dilanjut, namun bila sifat kita yang selalu ingin bebas dan tidak mau didikte, anak mami sepertinya bukan pilihan terbaik. Daripada menyesal belakangan mending difikir ulang. Sifat anak mami biasanya tidak akan mudah untuk dirubah. Lebih baik putus daripada bercerai setelah menikah. Seperti kasus yang aku baca dari sebuah blog, dia bercerita tentang pacarnya yang anak mami. Ada yang memberi tanggapan kalau sebaiknya putus daripada seperti dirinya yang berakhir perceraian karna orangtuanya yang selalu ikut campur dalam rumahtangganya.disini linknya:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H