5) Honour and Dishonour (Major)
- Pemimpin yang agung memiliki martabat dalam menghargai dan menerima kehormatan.
6) Honour and Dishonour (Minor)
- Dalam konteks ini merujuk pada hasrat untuk meraih kehormatan yang layak tapi tidak  berlebihan atau apatis.Â
7) Anger
- Kesabaran maksudnya merespons dengan dengan cara yang tepat dan bijaksana terhadap pancingan tanpa adanya amarah.
8) Self-Expression
- Konteks ini merujuk pada pengungkapan diri tapi tidak dilakukan secara berlebihan seperti terlalu percaya diri atau terlalu meremehkan diri
9) Conversation
- Kemampuan dalam berkomunikasi dengan cerdas maka akan mampu membawa percakapan atau komunikasi kearah yang lebih baik dan lebih menyenangkan.
10) Sosial Conduct
- Bersikap ramah akan membuat interaksi sosial yang menyenangkan tanpa terlalu merendahkan atau berlaku kasar
11) Shame
- Ini merujuk pada kesopanan yang tidak berlebihan dan membuat malu dalam bersikap dan bertindak
12) Indignation
- Ini merujuk pada reaksi tidak terima terhadap ketidakadilan, tetapi dalam konteks baik, yang tidak iri ataupun membenci.
 APA ITU KEPEMIMPINAN MENURUT ARISTOTLE?
Kepemimpinan menurut Aristotle adalah tentang bagaimana menggabungkan antara pengetahuan, kebijakan praktis, dan tindakan etis untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu kebahagiaan masyarakat. Aristotle mengajarkan bahwa pada dasarnya ada tiga cara yang teredia bagi seorang calon pemimpin, yaitu pada pidato atau argumennya (logos), kecenderungan emosional pendengarnya (pathos), dan karakter (ethos) yang di miliki. Karakterpembicara, seperti halnya pemimpin, adalah faktor yang mengendalikan; dan ia akan meyakinkan hanya sejauh ia menunjukkan kebijaksanaan praktis (phronesis), niat baik (eunoia) dan kebijakan (arete). Dengan demikian, Aristotle menuntut agar kompetensi teknis dalam menyusun pidato dan menyusun pidato dan menarik simpati audiens tidak dapat dipisahkan dari keunggulan moral dalam retorika ideal. Begitu pula dengan pemimpin ideal.
Berikut beberapa konsep gaya kepemimpinan menurut Aristotle yang dapat dipahami:
- Practical Wisdom (Phronesis)
Aristotle menekankan pentingnya kebijaksanaan praktis dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus bijak dan memiliki kemampuan untuk mengentahui apa yang baik dan buruk, sehingga ia mampu untuk melakukan hal benar pada waktu dan kondisi yang tepat disertai dengan alasan yang tepat. Â Pemimpin yang memiliki Phronesis akan mampu membuat keputusan yang tepat dan bijaksana, yang tidak hanya mempertimbangkan hasil jangka pendek tetapi juga dampak jangka panjang bagi individu dan masyarakat.Â
- Etika dan Moralitas
Tentu etika merupakan hal yang paling penting yang harus dimiliki seorang pemimpin. Aristotle juga menekankan pentingnya etika dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memiliki etika yang terintegritas dan memiliki moralistas yang baik, agar mampu membawa organisasi yang dipimpinnya sampai ke puncak keberhasilan yang diinginkan. Artiya, ini menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak hanya tentang hasil yang dicapai, melainkan juga tentang proses beserta nilai-nilai yang diyakini.
- Kombinasi Pengetahuan dan Tindakan
Kepemimpinan yang efektif menurut Aristotle adalah kepemimpinan yang mampu melibatkan kombinasi antara pengetahuan (sophia) dengan tindakan (phronesis). Seorang pemimpin harus mampu untuk mengggabungkan pengetahuan teoritis dengan pengalaman praktis untuk mengambil keputusan yang baik dan bijaksana.
- Pengalaman dan Pembelajaran
Aristotle juga menyoroti pentingnya belajar dari pengalaman dan memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Pemimpin yang baik harus mampu beradaptasi dan berinovasi berdasarkan situasi yang dihadapi.
- Kepemimpinan yang DisiplinÂ
Aristotle juga menekankan bahwa disiplin, keteraturan serta keptuhan terhadap aturan dan prosedur merupakan aspek penting dalam kepemimpinan. Tidak hanya mencakup kedisiplinan diri, melainkan juga kedisiplinan lingkungan yang menciptakan lingkungan yang teratur dan produktif bagi tim atau organisasi.
Ada yang menyatakan bahwa "melalui disiplin datang kebebasan." Pendapat ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan disiplin yang baik, seorang pemimpin dapat menciptakan struktur yang lebih baik dan lebih bebas dalam mencapai tujuan mereka. Dengan menjadi disiplin juga memberikan kerangka kerja yang membantu orang untuk beroperasi secara efektif dan efisien.
- Kepemimpinan dan Rasionalitas
Aristotle menekankan bahwa kepemimpinan harus mampu berpikir secara rasional dan etis untuk setiap mengambil keputusan, serta harus mampu mempertimbangkan dampak dari tindakan atau keputusan yang mereka ambil terhadap orang lain maupun masyarakat secara keseluruhan.
- Pendidikan dan Pengembangan Diri
Dalam hal ini Aristotle juga mengatakan bahwa pendidikan sangat penting bagi seorang pemimpin dalam pembentukan pola pikir serta karakter yang lebih berintegritas. Pemimpin yang terus belajar akan dapat menghadapi tantangan dengan bijaksana.
Seorang pemimpin yang berpendidikan juga akan lebih mudah untuk memahami apa dan bagaimana sebenarnya kepemimpinan itu.
- Kepemimpinan yang Adil (Justice)
Aristotle dalam karya nya yang berjudul The Nicomachean Ethics mengatakan bahwa sikap yang adil merupakan sebagai moral khusus yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, agar terciptanya rasa keadilan antara sesama anggota atau masyarakat, sehingga tidak ada yang merasa dikucilkan ataupun plih kasih.Â
Aristotle dalam karyanya juga mengelompokkan keadilan menjadi dua, yaitu:
- Keadilan Distributif
Keadilan distributif merupakan keadilan yang  berlaku dalam hukum publik., dan berfokus pada honor kekayaan, distribusi, dan barang-barang yang diperoleh oleh anggota masyarakat.
- Keadilan Korektif
Keadilan korektif adalah keadilan yang berkaitan dengan pembetulan yang salah, seperti memberikan kompensasi kepada pihak yang dirugikan atau hukuman yang pantas bagi pelaku kejahatan. Artinya, ganti rugi dan sanksi menjadi bagian keadilan korektif berdasarkan pemikiran Aristotle.
- Kontrol Diri (Moderasi)
Seorang pemimpin juga harus dapat mengontrol diri dari nafsu yang dapat merusak pola kepemimpinan mereka, serta agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti terjadinya ketidak adilan antar anggota maupun masyarakat karena pengambilan keputusan yang tidak baik dan memberikan dampak negatif.
- Keberanian (Courage)
Aistotle juga menekankan bahwa kepemimpinan harus memiliki keberanian dan bertanggung jawab dalam bertindak atau mengambil keputusan. Aristoteles berkata bahwa "Keberanian adalah kualitas manusia yang utama." Jadi, seorang pemimpin harus mengesampingkan atau mengubur dalam-dalam rasa takut yang ada pada dirinya, agar terciptanya kepemimpinan yang baik dan benar.