Mohon tunggu...
Homsah Artatiah
Homsah Artatiah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga, Konten Kreator

Hai, saya Homsah Artatiah. Bunda 5 anak dengan kesibukan mengurus rumah tangga dan menjadi konten kreator. Hobi saya foodphotography, memasak mencoba aneka resep baru kemudian bikin video tutorial memasak.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Urgensi Gerakan 3K untuk Dukung World Allergy Week 2019

16 April 2019   23:55 Diperbarui: 17 April 2019   00:56 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alergi ini memiliki dampak yang signifikan bagi si kecil, keluarga, bahkan dalam masyarakat karena:
1. Berdampak pada kesehatan: meningkatkan risiko peyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung.
2. Gangguan pada tumbuh kembang
3. Ekonomi: dapat meningkatkan biaya pengobatan.
4. Psikologi: stres pada anak dan orantua, serta menurunkan kualitas hidup si kecil.

Kembali lagi kepada masalah alergi susu sapi, saya termasuk orangtua yang mengalami kasus punya anak alergi susu sapi. Anak ketiga dan keempat mengalami alergi susu sapi.

Gejala awalnya terlihat si kecil sering kolik, feses cenderung berwarna gelap dan baunya menusuk, serta sangat lengket nempel pada diapers. Setelah feses anak dicek di laboratorium ternyata memang ada darahnya dan terindikasi alergi susu sapi. Seiring dengan waktu, setelah susu formula anaksaya  diganti menjadi susu SGM soya, maka gejala alergi anak saya menjadi berkurang.

Pada kasus alergi susu sapi, kasein dan whey adalah protein dalam susu sapi yang menyebabkan reaksi alergi. Reaksi ini dapat diperantarai IgE atau non IgE.  Jika diperantarai IgE maka reaksi alergi yang terjadi cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih berat.

Oleh karwna itu, sebagai salahsatu solusi untuk menghindari alergi pada anak dapat dilakukan dengan memberikan ASI ekslusif karena ASI mengandung alergen makanan dalam jumlahsangat sedikit sehingga dapat menginduksi tolerans. Dari sini alhamdulillah pikiran saya makin tercerahkan tentang  masalah alergi ini.

Setelah kita "kenal" apa itu alergi, maka ada baiknya memang kita melakukan tindakan "konsultasikan" masalah tersebut ke pihak yang kompeten seperti dokter agar kita tidak salah dalam memberikan penanganan atau salah mendiagnosis. Yang terakhir tak kalah penting adalah melakukan tindakan "Kendalikan" dengan cara menghindari pemicu alergi agar kasus alergi tidak berulang.

Ada beberapa cara pencegahan Alergi yang direkomendasikan oleh IDAI. Diantaranya:
1. Pada masa kehamilan maka ada baiknya tidak pantang makanan tertentu.
2. Ketika anak sudah dilahirkan maka baiknya diberikan ASI eklusif selama 6 bulan, memberi makanan padat mulai 6 bulan dan tidak memerlukan pantang makanan.
3. Saat di lingkungan usahakan hindari paparan asap rokok aktif dan pasif.
Apabila ASI tidak dapat diberikan karena adanya indikasi medis, maka dapat diberikan protein terhidrolisa parsial sebagai alternatif susu.

Dan yang terakhir apabila anak sudah terindikasi alergi susu sapi, ia tetap membutuhkan alternatif sumber protein untuk pemenuhan nutrisinya. Anak dengan risiko alergi susu sapi masih dapat mengonsumsi alternatif susu pertumbuhan yang mengandung formulasi khusus yerhidrolisis ekstensif, asam amino, atau susu denn bahan dasar kedelai seperti #SGMeksplor soya untuk si kecil agar anak yang alergi susu sapi tetap tumbuh optimal menjadi #generasimaju yang tumbuh tinggi dan kuat, percaya diri, cerdas dan kreatif, mandiri, dan supel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun