Mohon tunggu...
Artani Hapsari
Artani Hapsari Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Berpraktik sehari-hari di Lembaga Psikologi Insania Indonesia Gresik. Tertarik pada bidang ilmu psikologi, terutama psikologi remaja dan dewasa awal. Semoga tulisan yang saya bagikan dapat bermanfaat :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gangguan Kepribadian Ambang: Mereka yang Merawat Juga Butuh Perawatan

20 Februari 2023   16:04 Diperbarui: 26 Februari 2023   08:50 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi caregiver merawat orang dengan gangguan kepribadian (Shutterstock/Casper1774 Studio)

Pernahkah beberapa dari kalian mendengar istilah gangguan kepribadian? 

Sebuah gangguan psikologis yang bersinggungan langsung dengan karakter atau kepribadian seseorang sehingga berpengaruh pada cara mereka berpikir, bertindak, dan merasa yang cenderung berbeda dari kebanyakan orang. 

Salah satu gangguan yang banyak ditemui dalam praktik layanan psikologi maupun psikiatri adalah gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder). Karakteristik utama dari gangguan ini adalah ketidakstabilan dan impulsivitas yang menetap. 

Mereka dengan gangguan kepribadian ambang mengalami ketidakstabilan secara emosi, proses kognitif, dan membangun relasi. 

Impulsive diartikan sebagai rendahnya kontrol atau respon diri terhadap berbagai situasi di lingkungan sehingga berpotensi besar memunculkan konflik dalam diri maupun lingkungan sekitar. Ketika mengalami stres, muncul rasa takut diabaikan dalam diri mereka oleh orang lain yang menjadi figur utama (Sari, Hamidah, & Marheni, 2020).

Berbeda dengan penderita skizofrenia yang tampak perbedaan mencolok dengan orang lain pada umumnya, penderita gangguan kepribadian tidak menunjukkan gejala yang mencolok. Namun ketika sering bertemu dan berinteraksi, kita baru dapat merasakan keanehan dari pola pikir dan cara mereka merespon kondisi lingkungan. 

Mungkin sebenarnya banyak dari kita yang setiap hari bertemu atau bahkan secara intens berinteraksi dengan para penderita gangguan kepribadian ambang, tetapi sebagai orang awam kita tidak memahami hal tersebut dan hanya menganggap mereka adalah "orang aneh" sehingga memutuskan untuk mengurangi interaksi atau bahkan menjauhi. 

Sikap yang impulsif serta tidak stabil pada akhirnya membuat mereka sulit membangun relasi sosial dalam jangka panjang karena selalu berkonflik dalam relasi yang dibangun. Pertanyaannya, bagaimana mereka membangun relasi dengan keluarganya?

www.uchealth.com
www.uchealth.com

Saya sendiri selama berpraktik sebenarnya belum pernah menangani klien dengan diagnosa gangguan kepribadian ambang, tetapi saya memiliki kolega yang ternyata menunjukkan gejala serta karakteristik mengarah pada gangguan kepribadian ambang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun