Bahasa : Inggris
Enola tinggal dan tumbuh di rumah dengan asuhan sang ibu, Eudoria Holmes (Helena Bonham-Carter) setelah kematian ayahnya dan kepergian kakak laki-lakinya, Sherlock dan Mycroft (Sam Claflin). Ibunya mengajarkan Enola berbagai hal seperti sains hingga bela diri jujitsu.
Namun, pada pagi hari ulang tahunnya yang ke-16, Enola terbangun dan mendapati ibunya telah pergi, satu-satunya jejak dirinya adalah sekotak kode dan dekoder - langkah pertama untuk memecahkan misteri kepergiannya. Kepergian mendadak sang ibu yang entah kemana, lalu membuat kakak-kakak Enola pulang kampung untuk melihat kondisi si bungsu. Sherlock cukup bersimpati kepada adiknya itu dan mencoba mencari kemana ibunya pergi.
Akan tetapi, Mycroft merasa bahwa Enola perlu bimbingan lebih lanjut untuk pendidikan dan etika  ala wanita kelas atas di sebuah sekolah khusus wanita. Merasa para kakaknya akan mengganggu pencarian ibunya, Enola lalu memutuskan untuk memecahkan kode yang ditinggalkan sang ibu, lalu kabur dari rumah dan memulai petualangannya sendiri.
Tak jarang beberapa kali Enola melontarkan pertanyaan dan candaan lucu yang menggemaskan di tengah adegan-adegan seru. Selain melibatkan penonton, teknik ini seakan menguatkan karakter Enola yang cerdas, jujur, dan percaya diri; semua hal yang dibutuhkan oleh seorang pahlawan wanita muda untuk menginspirasi generasi berikutnya.
Â
Enola sering kali mengatakan pada penonton bahwa namanya, jika dibalik, akan berubah menjadi "alone" (sendiri). Film ini seakan memiliki pesan bahwa "kita tidak sendiri"Â sebagai simbol solidaritas bagi mereka yang merasa seperti orang luar dalam ketidaksesuaian mereka di kehidupan awam.
Kisah Enola Holmes tidak secara langsung terkait dengan kisah asli Sherlock Holmes. Akan tetapi, beberapa dari karakter dalam film ini yang tidak sesuai dengan karakter asli film tersebut. Cerita Enola Holmes terlihat kurang sesuai dengan sejarah dan situasi sebenarnya. Entah sengaja membawa sejarah tersebut untuk menguatkan pesan tanpa mempertimbangkan kesesuaian cerita, atau memang dalam novel asli juga berlatar demikian.
Meski begitu, sebagai adaptasi dari buku pertama serial novel Enola Holmes, film ini patut dijadikan rekomendasi karena kisahnya yang dapat mendorong para penontonnya untuk menjadi penyemangat, khususnya untuk para pemuda penerus generasi agar menjadi dirinya sendiri dan menggapai masa depan sesuai dengan keinginannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H