Lesunya pergerakan pada sektor FMCG (Food Moving Consumer Good) pada bursa saham Indonesia dalam 2 tahun terakhir membuat para trader dan investor seakan-akan menunggu tahun yang tepat untuk sektor FMCG bergerak mengudara kembali,sepanjang kuartal II hingga kuartal III tahun 2023 ini beberapa saham second liner di sektor consumer seringkali menunjukkan kenaikan yang fantastis seiring dengan pertumbuhan laba yang dibukukan pada kuartal I hingga kuartal III.Â
Namun pergerakan kenaikan yang fantastis tersebut tidak diiringi oleh market leader di sektor FMCG yakni ICBP (Indofood CBP Tbk) yang hanya mencatatkan 6% kenaikan secara year on year (yoy) padahal laba kuartal I ICBP hingga kuartal III bertumbuh 3 kali lipat.
Perusahaan milik konglomerat Indonesia Anthony Salim yakni Indofood Sukses Makmur (ICBP) PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) merupakan salah satu anak usaha dari INDF (PT yang bergerak di bidang produksi barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG). ICBP menjadi salah satu perusahaan FMGC terbesar di Indonesia dengan segmen usaha utama utama mie instan, ICBP memproduksi lebih dari 30 merek yang mencakup mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, salah satunya yaitu Indomie yang merupakan merek mi instan unggulan dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia.Â
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1994 sebagai hasil pemisahan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yang merupakan induk perusahaan ICBP dan masuk kedalam grup bisnis Salim. Dengan didukung oleh 60 pabrik yang tersebar diseluruh Indonesia dan 20 fasilitas produksi di Malaysia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Tenggara, serta jaringan distribusi yang luas produk ICBP telah tersebar di lebih dari 100 negara di dunia.
Indomie sebagai brand unggulan ICBP memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia, yakni 72.5%, dan dibantu dengan merek mie instan lain dibawah ICBP seperti sarimi dan supermi yang masing masing menguasai pangsa pasar 2.6% dan 1.3% sehingga produk mie instan kemasan ICBP menguasai total pangsa pasar 76.4%. Selain itu produk mie instan cup ICBP dengan merek pop mie menguasai pangsa pasar 56.1%. Sebagai market leader dengan pangsa pasar terbesar serta pengalaman brand puluhan tahun yang telah mengakar diingatan konsumen & menjadi loyal costumer, ICBP memiliki kekuatan bisnis yang besar dan tidak mudah digantikan atau ditandingi produk mie instan lainnya.
Ditengah gejolak ekonomi global, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan dan prospek yang baik dimana komoditas menjadi penyelamat ekonomi Indonesia sehingga pada 2022 GDP Indonesia tumbuh 5.31% melebihi rata-rata global.Â
Namun dengan adanya konflik geopolitik dan inflasi global membuat GDP Indonesia diperkirakan mengalami sedikit perlambatan dengan perkiraan pertumbuhan 4.97%. Walaupun mengalami perlambatan namun pertumbuhan GDP Indonesia masih lebih tinggi dibanding rata rata pertumbuhan ekonomi global dan menjadi katalis positif bagi ICBP untuk mencetak pertumbuhan penjualan, dimana proporsi penjualan lokal sebesar 71.4% dari total penjualan.
Berdasarkan tingat pertumbuhan Industri FMCG di Asia pada tahun 2022, Indonesia berada di peringkat 2 dengan pertumbuhan Industri FMCG sebesar 6,4%, berada dibawah Vietnam dengan pertumbuhan sebesar 8,6%. Pertumbuhan industri FMCG Indonesia yang cukup tinggi pada tahun 2022 tidak lepas dari adanya booming komoditas yang terjadi, sehingga mendorong pertumbuhan sektor yang lain, salah satunya yaitu FMCG.Â
Namun di tahun 2023 dengan kondisi perlambatan ekonomi global dan telah berakhirnya booming komoditas membuat pertumbuhan industri FMCG menjadi melambat. Penulis berespektasi sepanjang 2023 industri FMCG Indonesia masih dapat tumbuh diatas 5%. Hal tersebut tidak lepas dari sentimen masa kampanye pemilu yang dapat meningkatkan konsumsi masyarakat.
Penulis juga mentargetkan saham ICBP bergerak hingga harga 14.350 dalam beberapa bulan kedepan dengan potential upside 34.5%. Nilai tersebut sertara dengan P/E 13.7x dan PBV 2.8x pada FY2023 dan beberapa katalis positif yakni: Momentum pertumbuhan konsumsi pada pemilu di Indonesia pada Februari 2024 memberikan sentimen positif bagi beberapa industri, salah satunya FMCG. Dengan meningkatnya belanja pemerintah pada masa kampanye pra pemilu, berpotensi mengungkit peningkatan konsumsi masyarakat dan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan penjualan ICBP sepanjang Q4 2023.
Pada 2022 kinerja top line ICBP bertumbuh 14.1% namun kinerja bottom line menurun -28% yang disebabkan pelemahan kurs rupiah yang meningkatkan beban keuangan sebesar 4 triliun. Namun outlok 2023 pergerakan kurs rupiah cenderung menguat. Hal tersebut akan mengurangi beban keuangan & berpotensi meningkatkan pendapatan keuangan yang akan meningkatkan kinerja bottom line CBP sepanjang 2023. Kamu memprediksi bottom line ICBP dapat meningkat 76% pada FY2023.