Mohon tunggu...
Arsy Macita
Arsy Macita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran

Seorang mahasiswa S1 Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran yang ingin berbagi tentang berbagai hal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Sosial dalam Buku Kumpulan Cerpen Sagra Karya Oka Rusmini

29 Juni 2024   16:52 Diperbarui: 29 Juni 2024   16:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada kutipan cerpen di atas, sang tokoh utama yang sedang bergulat dengan kemiskinan yang Ia jalani tiba-tiba memikirkan sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh teman-temannya, “Bahagiakah dirinya?”. Tokoh utama tersebut pun ikut bergulat dengan jawaban atas pertanyaan tersebut dan mulai mempertanyakan arti kebahagiaan itu sendiri.

  1. Sistem Kasta dalam Masyarakat Bali

Seperti yang kita ketahui, karya-karya Oka Rusmini banyak dipengaruhi oleh isu sosial budaya masyarakat Bali. Pengaruh ini juga muncul dalam buku kumpulan cerpen Sagra. Berikut beberapa kutipan cerpen yang menjabarkan sistem kasta yang berlangsung di dalam sistem sosial budaya masyarakat Bali.

”Jangan sembarangan merawat cucuku, Sagra. Kelak, dialah penerus dinasti Pidada. Dia yang mewarisi seluruh hotel yang kumiliki. Ajari dia menjadi bangsawan yang baik. Tugasmu hanya menjaganya dan memberinya pengertian bahwa dia adalah pewaris seluruh kejantanan laki-laki. Kasta, kutahu kelak tak ada artinya lagi. Tapi, cucuku memiliki kesempurnaan laki-laki. Dia lahir sebagai bangsawan tertinggi di Bali, seorang Brahmana. Dia juga memiliki kekayaan luar biasa: hotel, restoran, dan hampir setengah pulau ini miliknya. Aku tahu sejak lahir cucuku menyukaimu. Kupilih kau untuk menjaganya, Sagra. Kau harus jaga kebangsawanannya. Jangan pernah makan satu piring dengannya. Jaga dia sebagai. Bangsawan. Jangan kotori darah birunya. Kau paham?!” (Rusmini, 2023)

"Aku telah membawa aib bagi keluarga bangsawan di lingkungan griya karena telah menikah dengan laki-laki tidak sederajat "(Rusmini, 2023).

Kutipan-kutipan di atas menunjukan bagaimana sistem kasta sangat diagung-agungkan di dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Bali. Bagaimana seseorang berdarah Sudra tidak pantas bersanding dengan seseorang berdarah Brahmana, baik dalam lingkaran kekerabatan maupun pernikahan. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi bagaimana masyarakat Bali bekerja, dimana orang-orang berdarah Sudra akan selalu menjadi dan berada di bawah orang-orang berdarah Brahmana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun