Mohon tunggu...
Moch Saifullah
Moch Saifullah Mohon Tunggu... Jurnalis - Halua Kanari

Selalu ada kecuali tidur

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Bukan Limbah Tambang, Ini Penyebab Air Laut di Pulau Obi Berubah Warna

27 November 2023   01:01 Diperbarui: 27 November 2023   01:05 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kondisi laut yang berubah warna kecoklatan diduga akibat limpasan air hujan (foto : Sahril)

Halmahera Selatan - Air laut di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. dilaporkan mengalami perubahan warna dari biru ke cokelat pada Rabu (22/11/2023). 

PT Wanatiara Persada, Salah satu perusahaan tambang yang beroperasi di pulau tersebut, menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh meluapnya penampungan air milik mereka.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komisi III DPRD Halsel, Safri Thalib, usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan pihak terkait pada Jumat (24/11/2023). 

Safri mengatakan bahwa pihak perusahaan sudah menjelaskan bahwa perubahan warna air laut bukan akibat limbah tambang, melainkan akibat limpasan air hujan yang membawa tanah ke laut.

"Penampungan air yang dibangun oleh perusahaan itu memiliki kapasitas yang tidak cukup (kecil) sehingga saat turun hujan deras mengguyur wilayah perusahaan, penampungan itu meluap keluar karena debit air sudah melebihi kapasitas. Hal itu menyebabkan tanah yang dibawa ke laut membuat air laut berwarna cokelat," kata Safri. Dikutip dari haliyora.com

Safri menambahkan bahwa pihak perusahaan sudah bersedia menindaklanjuti rekomendasi DPRD dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halsel untuk menangani masalah tersebut. 

Rekomendasi tersebut antara lain memperbaiki dan meningkatkan volume tempat penampungan air, serta melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kualitas air laut.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Halsel, Yusuf Untung, menyatakan bahwa perubahan warna air laut di Pulau Obi tidak disebabkan oleh limbah industri tambang. 

"Hingga kini belum kami temukan adanya indikasi pencemaran," ujar Yusuf.

Untuk memastikan hal tersebut, Plt Kepala DLH Halsel, Samsu Abubakar, mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil sampel air laut di Pulau Obi untuk diuji di laboratorium milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

Hasil uji laboratorium tersebut diharapkan dapat segera keluar dalam waktu dekat.

"Tim kami sudah ambil sampelnya untuk diuji di laboratorium terakreditasi dari KLHK. Ini untuk memastikan ada atau tidak air itu tercemar. Kami berharap hasilnya bisa segera kami terima agar kami bisa memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat," tutur Samsu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun