Skor 1-2 membuat Liverpool menjadi percaya diri untuk mulai bermain menyerang di babak kedua. Koordinasi para pemain Liverpool meningkat, di mana jarak antar pemain menjadi semakin rapat yang membuat mereka cukup sering memegang bola. Bahkan ketika di situasi tanpa memegang bola. Beberapa pemain seperti Mohamed Salah, Cody Gakpo, Jordan Henderson, dan Trent Alexander-Arnold berhasil melakukan overlap yang membuat koordinasi pemain Arsenal mulai goyah.
Penetrasi yang dilakukan Liverpool berpengaruh terhadap konsentrasi pemain Arsenal. Terbukti langsung terjadi pelanggaran di kotak pinalti yang dilakukan oleh Rob Holding kepada Diogo Jota di menit ke-51. Sayangnya, Mohamed Salah yang menjadi eksekutor pinalti gagal memanfaatkan peluang tersebut untuk menyamakan kedudukan.
Kegagalan pinalti Salah tidak berpengaruh sama sekali terhadap mental para pemain Liverpool. Justru selepas pinalti Salah yang gagal. Liverpool menjadi semakin sering memegang bola di area final third Arsenal, bahkan menciptakan beberapa big chance yang gagal dikonversikan menjadi gol. Aaron Ramsdale sebagai kiper Arsenal bermain sangat bagus di pertandingan ini.
Liverpool lebih dahulu melakukan pergantian pemain tepatnya di menit ke-59. Jurgen Klopp menarik Curtis Jones dan Diogo Jota lalu memasukkan Thiago Alcantara dan Darwin Nunez. Thiago menjadi partner dari Fabinho dengan skema double pivot. Sementara Darwin Nunez mengisi posisi yang ditinggalkan Diogo Jota di Winger kiri.
Kehadiran Thiago membuat Liverpool praktis bermain dengan skema 4 gelandang pada saat sedang menguasai bola. Trent yang masih sering melakukan overlap tidak jarang memberikan umpan-umpan mengerikan kepada para pemain depan Liverpool.
Sepanjang menit 60 hingga mendekati 70-an. Liverpool selalu berhasil menghentikan laju bola Arsenal hanya dengan keempat pemainnya yang mengisi posisi tengah lapangan. Namun bukan berarti Arsenal sama sekali tidak menciptakan peluang di babak kedua ini.Â
Sepanjang menit ke-70. Arsenal tercatat hampir berhasil menciptakan gol. Namun koordinasi Robertson, Konate dan Virgil Van Dijk membuat Alisson tidak perlu bekerja keras mengamankan gawang tim tuan rumah.
Arsenal sendiri baru melakukan pergantian pemain di menit 80. Mikel Arteta memasukkan Leandro Trossard dan Jakub Kiwior menggantikan Gabriel Jesus dan Martin Odegaard. Hilangnya Odegaard terbukti begitu mempengaruhi lini tengah Arsenal.Â
Dengan menyisakan Thomas Partey dan Granit Xhaka, praktis Liverpool menjadi semakin getol untuk mencetak gol. Kerja keras mereka akhirnya berbuah hasil ketika Roberto Firmino berhasil mencetak gol melalui sundulan dari umpan crossing Trent Alexander-Arnold.Â
Gol tersebut membuat Liverpool punya probabilitas yang tinggi untuk bisa membalikkan keadaan. Sementara itu, Arsenal melakukan pergantian dengan Kieran Tierney yang menggantikan Oleksandr Zinchenko
Tetapi hingga pluit panjang berbunyi, Liverpool hanya berhasil membuat empat big chance saja. Mulai dari tendangan Trent Alexander-Arnold dari luar kotak pinalti yang sayangnya masih berada sedikit di atas mistar gawang Arsenal, kemudian dua peluang Mohamed Salah yang berasal dari umpan Trent Alexander-Arnold. Serta peluang Ibrahima Konate yang bisa saja mencetak gol ketiga untuk Liverpool jika sundulannya tidak berhasil diselamatkan oleh Aaron Ramsdale.