Mohon tunggu...
Arsyi Pamma
Arsyi Pamma Mohon Tunggu... profesional -

Scuba Diver\r\nBlogger di wordpress.com\r\BEI trader

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wakatobi Surga Para Diver

6 April 2014   18:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:00 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari penuturan mas Seto, di bulan-bulan tertentu misalnya bulan juni-juli ratusan turis mancanegara berdatangan untuk diving di wakatobi, sebuah capaian ecotourism yang luar biasa untuk sebuah pulau di ujung Sulawesi Tenggara yang lebih terpencil dari Kendari sebagai ibukota Provinsi.

setelah berkelana selama kurang lebih 50 menit, kapasitas tanki nitrogen mulai menipis hingga 50 Bar, kami mulai melakukan safety stop agar tidak terkena Decompresi, sebuah aturan baku dalam penyelaman sehat bergerak statis di kedalaman 5 meter selama 10 menit sesaat sebelum muncul ke permukaan.

13967557401429465747
13967557401429465747

saat satu persatu muncul, kita hanya saling melempar senyum sambil geleng-geleng kepala, nice trip buddy..hahh. lalu kami bergerak mendekati kembali jetty, disambut beberapa teman lain hanya sekedar snorkeling dipinggiran jetty.

Spot pertama selesai, hari semakin siang kami bergeser ke arah pantai, namanya Waha Cemara, pantai berpasir putih, beserta deretan pohon cemara dan pohon kelapa, sehingga nyaman untuk berteduh sambil santap siang yang disediakan oleh Mas Seto. Penjelajahan Spot Kedua pun tiba, semua peralatan kembali disiapkan, kali ini kami memakai kapal untuk menjangkau lokasi penyelaman lebih cepat meski jaraknya tidak begitu jauh dari bibir pantai kira-kira 500 meter depan pantai Waha Cemara.

Spot kali ini jauh lebih beragam, disinilah kami menemukan banyak tumbuhan Sea Fan (kipas laut) yang menempel di sepanjang wall dengan ukuran sangat lebar dan sedang. Dikedalaman 20 meter saya menengok keatas hamparan tebing cadas, alami, ekstrem tapi begitu memukau.

Penyelaman Spot kedua selesai, kami lalu diantar ke penginapan masing-masing untuk berisitrahat. setelah shalat subuh dan sarapan, peralatan kembali disiapkan, kali ini kami akan menuju sebuah pulau, Pulau Hoga. mobil jemputan datang dan membawa kami ke sebuah dermaga yang ramai dengan aktifitas masyarakat pesisir yang melakukan bongkar muat bahan sembako, semen, dan keperluan lain. dermaga ini ramai, hiruk pikuk para penumpang naik turun dari pulau satu ke pulau lain. beberapa toko-toko kecil dekat dermaga tempat kami berbelanja bekal selama di Hoga. Maklum di hoga tidak ada listrik maupun penjual makanan atau cemilan. yang ada hanya puluhan cottage yang disediakan untuk menginap beserta satu resto kecil tempat makan para tamu.

Perjalanan ditempuh kurang lebih 45 menit, melewati sebuah pulau berpenghuni, tampak banyak rumah-rumah warga permanen dan semi permanen berderet di dekat dermaga, jalan-jalan kampung yang tidak begitu lebar, beberapa motor atau ojek menuggu penumpang yang turun, pulau ini bernama Kaledupa, di pulau ini kami berganti kapal yang ukurannya lebih kecil khusus melayani rute menuju pulau Hoga yang berjarak tidak begitu jauh lagi, sesaat sebelum tiba di Hoga kami menyaksikan rumah-rumah penduduk bajo diatas laut berjejer rapi berstruktur kayu dan beratap rumbia dan alang-alang, melintas dan semakin menjauh.

Saat tiba Di hoga, kelihatan Gasebo berjejer di tepi pantai berpasir putih, air yang bening dan karang-karang yang memantulkan kilap-kilap pantulan cahaya matahari, kapal pun merapat di dermaga, barang-barang dan peralatan dinaikkan lalu kami menuju cottage yang telah disediakan.

Istirahat sebentar, beberapa teman lain memanfaatkan waktu untuk berfoto, tuan rumah menyapa dan menyiapkan tanki yang kami butuhkan. Hari mulai sore, kami bergegas menyiapkan peralatan kali ini dive gear berupa senter diperlukan untuk kebutuhan cahaya selama memotret objek yang terselip di tebing-tebing. Matahari sore yang mulai merendah cahayanya tidak lagi bisa menyinari kesemua objek dibalik dinding yang curam dan datar sehingga senter cukup membantu visibility dalam menangkap objek seperti ikan dan lobster atau kuda laut kecil serupa pigmy, lion fish yang berkamuflase dengan terumbu karang.

1396756001516852107
1396756001516852107
1396756623569778031
1396756623569778031

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun