Mohon tunggu...
Arjeli Syamsuddin
Arjeli Syamsuddin Mohon Tunggu... Buru Serabut, CSR -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tradisi Mendongeng dalam "Conversation Class", Perlukah?

17 April 2017   00:16 Diperbarui: 17 April 2017   19:00 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai disitu aku menghentikan cerita sejenak, dan kembali ke whiteboard dan menulis ungkapan “ the most able to hurt us is what we love most” “sesunggu nya yang paling mampu  menyakiti kita adalah apa yang paling kita sayangi”.

Dengan ungkapan diatas  aku  juga bimbing mereka untuk menterjemahkan, misal nya “ yang paling mampu mengerti  saya adalah dirimu….” “the most able to understand me is you” dan seterus nya…”

Lalu aku kembali cerita, sembari mengingatkan mereka  mengingatkan mereka untuk membuka buku guide nya halaman yang berjudul  “How to Respond a Bad and good News” “Bagaimana merespon  kabar baik dan kabar duka..”

Dari potongan cerita diatas ketika tetangga atau sahabat kita kehilangan sesuatu, maka  dalam tutur bahasaInggris apa yang biasa kita sampaikan sehingga menghibur yang sedang kehilangan.

Masing masing peserta diminta cara mereka sendiri sehingga saya menambahkan missal nya: “That’s okey just take the bright side” “ sudah lah ambil saja hikma dari semua ini..”

“Don’t be sad you will have a good lesson from these/all” “jangan terlalu bersedih ambil saja pembelaran dari semua ini.”  “God knows better and always gives the best for us” “Tuhan maha tahu yang dan selalu memberikan  yang terbaik untuk kita”

 “Just move on man, live must go on…” Setelah menyampaikan dan membimbing mereka menyusun kata kata ungkapan Symphatizing, aku kembali ke cerita. “Guys let’s get back into the story, kemudian kehidupan di keluarga itu kembali normal seperti biasa.

 Something surprisingly happened in the afternoon. Suatu sore, semua warga kampung itu dikejutkan dengan suara drapan kaki kaki kuda dan ringkikan yang membangkit kan semua warga kampung itu berhamburan keluar rumah. Tampak di sepanjang jalan kampung itu barisan ratusan kuda membentuk barisan yang dipimpim oleh kuda yang hilang beberapa hari yang lalu.

"Oo ternyata kuda yang dinyatakan hilang ternyata membawa ratusan kuda kuda liar !", bisik warga di kampung itu. Sebuah cerita akan menarik ketika ada suspensi/kejutan. Para peserta kursus juga memunculkan mimic senyum senyum bercampur dengan rasa penasaran dengan ending cerita ini.

Menyaksikan hal tersebut warga di kampung itu, siang dalam malam selalu sili berganti berdatangan untuk berbagi kebahagian, bersuka ria. Pada bagian itu aku hentikan cerita sampai disitu. Aku mengajak para siswa untuk membuat ungkapan pendek tentang tanggapan yang biasa kita ungkapkan, ketika kita menerima kabar baik yang terjadi pada teman teman dekat kita, saudara atau tetangga. I might poused the story guys, aku sampaikan ke siswa. Ya secara umum kita bisa, mengucapkan “ Congratulation” “ Selamat ya..” “ that’s a real good luck to you…I am so happy to hear about that..” “That’s nice..I am happy for you..”

Dan sebelum nya aku biasa nya menanyakan kepada mereka satu per satu, tentang apa yang biasa nya membuat orang bahagia dan apa yang membuat orang bersedih. Aku respect pendapat mereka masing masing dengan menulis list di whiteboard factor factor yang membuat orang sedih dan bahagia. “So, what exactly made you happy and what made you sad commonly?”,aku tulis di whiteboard. Faktor yang membuat mereka bahagia, misal nya; mendapat anggota keluarga baru, pernikahan, keterima kerja, baru lulus dari ujian, dapat bonus dan seterusnya. Juga factor factor yang membuat orang bersedih, misal nya; meninggal anggota keluarga, kehilangan, kecelakaan , kegagalan, kekalahan, perpisahan dan sebagai nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun