Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Pengajar di FKM Unhas Belajar Realitas Masyarakat

26 Oktober 2021   09:39 Diperbarui: 26 Oktober 2021   10:38 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan sampai bapak/ibu bilang; Kau Pilih Mati! Wah bisa marah itu orang". Tutur nara sumber membuat peserta terkekeh-kekeh. Lalu, Prof. Andi Ummu menyampaikan bahwa itulah sebuah contoh dalam komunikasi kesehatan dalam kebelum-benarannya.

Berikutnya, penulis dari Makassar ini juga diikutkan sebagai nara sumber kedua dan cumalah meminta kepada peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan simple, misal: Apa yang biasa membuat piring terbang di rumah tangga? Mereka diam dan senyap sesaat, dan pelan-pelan mereka berkomentar: Soal salah paham! 

Nah loh, itu khan soal komunikasi hingga kuungkapkan pada mereka bahwa komunikasi dapat membuat persoalan dan komunikasi juga dapat mereda masalah. Dari jam ke jam, peserta itu masih saja aktif mengikuti acara walau usai siang-siang konsentrasi mereka mulai melemah di gerbang kejenuhan dan digamit rasa lelah. Syukurlah, panitia menyelenggarakan 'acara relaksasi' di sela-sela pemberian materi yang rada-rada berat itu, joget-joget ringan. Selanjutnya, untuk menguatkan memori peserta, dilakukan praktikum, dibagi dalam 4 (empat) kelompok dari unsur kelurahan, PKK, dan kader posyandu itu sendiri yang dalam memandu dibantu seorang mahasiwa FKM Unhas, Abel Yehezkiel Sumolang . 

Dalam kesempatan itu, penulis juga sempat bertanya bahwa apakah mereka setuju dengan pelbagai stigma tentang masyarakat Indonesia yang jika ada 'sesuatu' kegiatan yang belum berhasil dikaitkan dengan kalimat kurangnya pengetahuan masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat. So, penulis bertanya lembut: "Oh kurang sadar masyarakat, jadi selama ini masyarakat pingsan? Kata-kataku ini sontak peserta riuh dan sepertinya menikmati ketawanya.

Lalu, penulis membuka "Kotak Pandora" (mitologi Yunani, red) yang dalam kisah singkatnya bahwa Kotak Pandora itu sumber masalah dan kadang-kadang dianggap sebagai kutukan. Maknanya, seolah masyarakat yang baik itu (human) telah dikutuk oleh orang tentang kesadaran dan pengetahuan, seolah rendah. Padahal masyarakat Indonesia yang mana lagi yang tidak cerdas sekarang?

Sedang informasi merengsek masuk ke pelosok-pelosok. Maka dalil kecilnya adalah untuk menguji hipotesa itu, maka dibutuhkan uji pengetahuan dan kesadaran! Itulah yang penulis ujarkan sesaat kegiatan itu ditutup oleh secara resmi Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Makassar, Zulha Kuba, S.KM, M.Kes.

Akademis FKM Unhas, sejatinya telah belajar realitas masyarakat dengan perantaranya adalah pak lurah, ibu PKK, seksi promkes dan kader posyandu bahwa banyak perkara potensial yang mereka miliki antara lain kebersamaan, masih memilik adat-istiadat yang baik, adanya rasa simpati akan problematika mereka maka secara teoritik, benarlah ungakapan ini: Masyarakat adalah manusia dan manusia itu kodratnya alamiahnya: Baik.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun