Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nantilah Engkau Namai Aku

23 Desember 2018   08:47 Diperbarui: 23 Desember 2018   09:00 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nantilah engkau namai aku dalam luka
Kala mendarahi jemari lentikmu
Sesungguhnya hati ini telah lama berdarah
Sebelum engkau menggoresi sayatan baru

Nantilah engkau namai aku mati
Bila engkau memulas pusaraku
Sesungguhnya aku telah lama di makam
Sebelum tiadaku

Nantilah engkau namai aku patah hati
Saat engkau mengacar patahannya
Sesungguhnya hatiku telah lama rengkah
Sebelum tubian iris darimu

Nantilah engkau namai aku tumbang
Kala aku terjerembap di ujung kakimu
Sesungguhnya aku tersungkur berulang-ulang
Sebelum engkau mengamus kata iba

Nantilah engkau namai aku debur
Bila tubuhku tak terapung di lautan
Sesungguhnya aku telah lama karam
Sebelum engkau tahu apa itu karam

Nantilah engkau namai aku pergi
Saat aku terusir olehmu
Sesungguhnya kutelah lama jauh
Sebelum engkau memunggungiku

Nantilah engkau namai aku layuh
Kala kaki dan tanganku meronta
Sesungguhnya telah lama terkilir
Sebelum engkau melumpuhinya

Nantilah engkau namai aku malaikatmu
Bila engkau inginkanku
Sesungguhnya aku cumalah petaka
Sebelum perlumu tiba

Nantilah engkau namai aku pedih
Saat mata ini dalam tangis
Sesungguhnya tangis ini telah lama menemaniku
Sebelum engkau di pelukan orang itu

Ya,... orang itu
Yang engkau urusi raganya
Ya,... orang itu
Yang engkau rawati cintanya

-----------
Makassar, 23 Desember 2018
@m_armand fiksianer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun