Karena kamu air mataku
Tersebab oleh bahagia atau perih
Perih oleh semalam itu -engkau jaraki hatiku-
Melupaiku
Dan berikutnya aku diam
Saat kamu menyapa, aku jinakkan amarahku
Dan balik menyulam kata; menyapamu
Taklah menyerapah
Ini bukan adatku; mengalah di se-demikian
Lantaran aku tiada hendak mencipta ruang
Untuk dihuni jala-jala prasangka
Yang terayun-ayun; antara aku dan kamu
Bila diam kita semai-semai
Maka kita akan ditanami duga-duga
Mending itu bila duga elok-elok
Bila bukan! Matilah kita
Karena kamu air mataku
Kita tiada bisa berjanji apa-apa
Tiada janji utuh untuk sebuah alun-alun perasaan
Pulalah tiada aksara berjalan baik di dalam itu
Hanya dua hal
Tiada pernah berjanji
Tapinya, mereka datang tepat waktu
Ialah air mata dan kerinduan
Kamu itu perahu kangen
Diharukan hembus rengek angin
***
Dan lagi, karena kamu air mataku
Jua kerinduanku
Se-begitukah aku
Se-adanya kulayarkan perahu
Berbiduk cinta ditumpangi nyanyian hati
Jua lara kalbu
---------------------
Makassar, 21 Agustus 2017
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H