Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kusemai Pupuk-Racun di Bibirmu Nak

2 Februari 2017   09:30 Diperbarui: 2 Februari 2017   10:01 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pematang sawah pagi itu
Kutapaki alas-alas rerumputannya
Sepagi itu ayah memberai pupuk
Supayalah tanaman padi menyubur-hijau

Esok hari
Kutapaki pematang sawah lagi
Sepagi itu ayah, racun disemprotkan
Supayalah tanaman padi tiada diganggu gulma

Lalu aku yang sekecil dulu itu
Bertanyalah pada ayah
Apa itu pupuk?
Apa itu racun?

Lirik ayahku padaku, membahuiki-dipeluk lembut
Ayah berbahasa selaku petani dusun
Katanya, ayah semai pupuk-racun di bibirku
Tetapi tiada seperti tanaman dan gulma itu

Celotehnya berlanjut
Pada bibirku itu terkandung pupuk-racun

Pada perkataan baik-baik adalah pupuk
Itu yang menghidupkanmu
Pada perkataan-perkataan buruk adalah rupa racun
Itulah yang mematikanmu

--------------
Makassar, 2 Februari 2017
@m_armand fiksianer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun