Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lukisan Jiwa

30 September 2016   10:36 Diperbarui: 17 Januari 2017   18:56 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thegiftofwriting.com

Sejak jemariku kuasa menyemai huruf
Kubatiklah batinku
Kuhampar-hamparkan
Sesampai mewujud amanat

Begitulah sanubari
Rindu celah
Untuk disalur
Untuk disadur

Sabarlah sang jiwa
Hakmu untuk disalur
Hakmu untuk disadur
Wajibku untuk menjuruskanmu

Kubuai engkau sang batin
Kubatik engkau menjadi lukisan jiwa
Menjadilah tulisan sukma
Mengharap diakhiri

Usai tulisanku kuakhiri
Maka tidurlah kembali wahai sang jiwa
Asaku tenangmu disemogakan
Sesampai engkau terjaga di subuh itu

Lalu kutulis lagi
Semoga kata-kata itu sedia sehat
Tak sakit dan patah kata di jalanan
Nantinya

Akulah penulis dan tulisan jiwaku
Ibarat orang saling merindu
Selalu ingin menyambangi
Tegur dan sapaan

Kini masuk di bait lagi
Sedang berjalan ke sana
Pada kata tak bertepi
Tiada berujung

Selaku penulis batin
Kumengenal kata rintih
Namunnya...
Kutiada mengenal kata letih

--------------
Makassar, 30 September 2016
@m_armand fiksianer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun