Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Sisa Riang Tukang Becak

18 Juni 2016   21:39 Diperbarui: 18 Juni 2016   21:50 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sore pukul lima
Kumenembus besi-besi berjalan di kota
Deru-deru gas buangan bersahutan
Di atas marka yang lawas-tak kukenali lagi

Pada jalan raya yang tiada manusiawi lagi
Orang-orang pada balapan
Tak kenal kata mengalah lagi
Kupun begitu disumbat rasa

Di terang kulihat
Seorang tukang becak
Diputus harap hidup
Sebab jerih payah cumalah biaya tambal ban

Pada tukang becak yang legam nasibnya
Di tiap pagi-siang-sore-malamnya
Lalu ada sisa-sisa riang
Kala mereka membelah sempit alotnya jalan raya

Di sanalah kutatap bahagianya

Pada himpunan tukang becak tertatih
Yang tak girang oleh upahan kecil sangat
Seumpama itulah gambaran wajah-wajah tukang becak
Di kotaku yang kian di gerbang rentanya!

-------------
Makassar, 18 Juni 2016
@m_armand fiksianer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun