Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Anak Sopir Taksi

23 Maret 2016   19:56 Diperbarui: 23 Maret 2016   20:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="foto: Ankatama/Vemale.com"][/caption]

Pada seorang ayah agung
Tepat di sejajar dadanya
Ia pajang foto anaknya
Di taksi tarikan nafas hidupnya

Di tiap-tiap malas merayu
Ia tengok foto anaknya
Rajinnya pun terundang
Pada taksi s'gera melaju-laju

Kepada foto anaknya
Ia bertutur halus: "Ayah bukan yang dulu"
Pada penumpang dalam diamnya
-Ada gerangan apa dengan sopir taksi ini?

Sopir taksi itu bertutur kemudian:
Ayah tak mengharapmu menjadi anak berbintang
Seumpama bintang sekolah-bintang film
Tak jua memimpimu jadi bintang politik

Ayah t'lah cukup bangga
Bila engkau tak berkelahi dengan kakak-adikmu

Ayah yang sopir taksi itu bertutur-tutur
Sesekali ia melambung pandang
Pada tempurung kepala kerabatnya
Berdarah-darah, muncrat di aspal
Ditikam dagang dari orang di tahta saham

-----------------
Makassar, 23 Maret 2016
@m_armand kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun