[caption caption="www.huffingtonpost.co.uk"][/caption]Pada wanita berpunya airmataÂ
Sembab-sembab dialirkan di arah lelakiÂ
Pada lelaki berpunya airmataÂ
Disanggah-sanggah dikokoh-kokohkanÂ
Sejawat tegar tertampakkan di luarÂ
Di balik rapuh yang menginapinyaÂ
Sebab lelaki juga miliki airmataÂ
Meleleh pelan saat sendirianÂ
Sedari dahulu kala sekali
Kata lelaki pantang menangis
Adalah perkataan dusta-dustalah itu
Sebab mata dan airnya; se-badanlah ia
Dan aku lelaki pecintamu amatlah sungguh
Bila sepotong katamu meranakanku
Maka melumat-hancurlah segala jiwaku
Lantaran itu tadi; aku mencintaimu
Dan kumemilih...
Mengisak di kesendirianku
Ialah tangis sang lelaki
Yang mencintaimu itu
---------------
Makassar, 04 Februari 2016
@m_armand
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H