Pada gelisah di qalbu sang pencinta
Ialah yang menanti kekasihnya
Untuk berjumpa pula di suatu:
Pagi-siang-sore ataulah malam
Yang menanti dan dinanti
Keduanyalah mencemas
Di fajar jiwa sang pencinta
Tiada letih-letih untuk menanti
Tak diizinkan kata tak tepati janji
Muasal menanti kekasih; sudah indahlah terasa
Apatah lagi bila bersua dua wajah
Segalanya jadilah indah
............
Aku tetap di sini
Di tempat yang tlah kita memasti janji
Dan alun Iwan Fals meraungi kecil
"Kumenanti Seorang Kekasih"
Bila seorang saja engkau tanyai:
Di manakah kuberada?
Lalu orang itu berjawab:
Ia tak melihatku!
Maka dustalah ia
Musabab aku tiada pernah bergeser se-jengkalpun
Disambar topan-ditumpahi hujan-dijemuri terik
Kutiada berubahlah haluan
Demi menantimu kekasihku
Demi cintaku padamu itu
Yang tiada lelah-lelahku mengasihimu
Di sepanjang terang dan gelap
-------------
Makassar, 2 Desember 2015
@m_armand
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H