Apa visi dan tujuannya?
Penulis tidak alihkan perhatian bila memang tujuan penulis itu untuk memperburuk keadaan, menjadikannya dalam sikon gawat darurat. Justru penulis fokuskan atensi kepada para penulis atas tiap-tiap tujuan baik yang sedang direncanakannya, dikonsepkannya dan dikelolanya hingga berbuah artikel yang bermakna, bermanfaat bagi seluruh pembaca tanpa kecuali. Bila lagi, niat untuk menggosok wawasan pembaca dengan artikel kita, maka itulah yang dikehendaki oleh seorang penulis. Harfiah lainnya bahwa sebuah tulisan baik dan benar bila itu bertumpu kepada tujuan yang baik-mulia-solutif.
Telisiklah artikel-artikel kita kembali atau artikel penulis lainnya, bisa jadi diksinya baik, empatinya juga OK, namun tujuannya itulah yang kurang baik, sesampai pembaca merana hati dibuatnya. Itulah catatanku selama menjadi penulis di media ini. Penulis semestinya menghadirkan 'Tri Sula': tujuan, diksi dan empati dibaurkan untuk sebuah cita-cita dalam menulis: bad news menuju good news! Karena kita cemaskan bila berita buruk itu, justru tersulap menjadi lembah kepiluan tanpa hikmah apa-apa! Dan, besok-besok parade berita buruk itu, terulang lagi dengan pola yang identik/tiada beda! Padahal berita buruk bukanlah untuk diadopsi-ditiru-diikuti tetapi untuk dibedah, dikaji dan diteguk pembelajaran dari dalamnya.
Makassar, 18 April 2015
Salam Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI