Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Grey Campaign dan Lugunya Angel Lelga

26 Januari 2014   18:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:27 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13907340811722507142

[caption id="attachment_318353" align="aligncenter" width="300" caption="Sang Caleg by the grey campaign (tribunews)"][/caption]

JANGAN terbelalak jika Angel Lelga dikasihani calon pemilihnya, ini buah Grey Campaign yang bertujuan menghabisi karakter Angel Gelga akan masa kelamnya dan keluguannya saat ini. Hingga taburan ucapan yang kurang familiar, olok-olokan kepadanya, berpotensi kontra-produktif. Fakta telah terbentang-bentang bahwa setelah Angel 'dijatuhkan' Najwa Shihab di Metro TV, malah nama Angel kian ber-meteor dan meroket. Menjadi sentrum diskusi di warkop, di kampus dan pesantren serta di pasar-pasar tradisional. Angel ini fenomenal, jadi tema obrolan yang tak usai-usai.

Hati-hatilah menyudutkannya, bisa jadi ketaksukaan itu menjadi setumpuk rasa iba nantinya. Dan Angel cukup 'cerdas' mengelola gossip panas yang dialamatkan padanya. Kabarnya, Angel pasrah dan ikhlas akan semua cercaan, termasuk menyeruaknya foto bergambar pusarnya di album lawas Slank: "VIRUS".

***

Dan siapa yang sanggup hentikan luapan psikis masyarakat atas sisi getir masa lalu Angel? Apa pula hak kita untuk melarang-larang seseorang untuk menjadi caleg? Kita junjung demokrasi sekaligus memberangusnya dengan cara seperti itu. Kita mengebiri hak-hak setiap warga negara padahal itu telah digaransi UUD'45.

Itu hak setiap warga, soal capable or not, toh tak ada parameter bakunya, semuanya masih abstrak, tak ada sekolah khusus untuk jadi caleg. No..No..No. Tiada "SMK Caleg", kitalah yang harus bijak-bijak memandangnya. Masa lalu Angel, adalah satu sisi, dan pencalonan Angel juga sisi lain, bisa dipadukan pun bisa dipisahkan, sebab tiada yang bersih akan masa lalu kita, selama bernama manusia. Termasuk Angel Lelga.

Sekaligus, jadi hikmah bahwa tak ada salahnya menjadi orang baik-baik. Kalaupun buruk, yah itu juga bagian dari sejarah hidup seorang manusia. Hidup ini bukan hitung mundur, hidup ini maju dan maju. Hidup ini pragmatis, apa yang bisa dievaluasi jika tak ada aktifitas, tak ada usaha dan tak ada ikhtiar? Pastinya Angel sedang memperbaiki dirinya, apa salahnya jika didukung atas niatnya itu.

Keluguan Angel

Ada pernyataan yang menggelitk sekali buat penulis, Angel dengan keluguannya mengungkapkan bahwa foto-foto seksinya itu terjadi sebelum muallaf. Ini cerminan lugu. Lugu karena bisa menyinggung agama lain, dan ia seolah terbersit bahwa muallafnya sekarang adalah yang terbaik dan agama sebelumnya tak baik. Lugu, bukan?

Inipun menjadi pintu masuk bagi para 'pencela', bahwa Angel memang tak pantas jadi caleg. Apa iya caleg sekarang ada yang pantas? Apa iya mereka memiliki kapasitas? Jika memiliki kemampuan, maka tak perlu ada kampanye lewat baligo yang memproklamerkan para caleg itu semisal kalimat takabbur, sombong dan puji diri: "Jujur, Cerdas, Peduli" dan kalimat lain yang menyanjung-nyanjung diri.

Jika Angel terpilih jadi legislatif nanti, saya malah turut prihatin sebab ia telah masuk di pintu gerbang akal-akalan, mafia-mafiaan atas nama rakyat. Catatan: tak semua legislatif begitu. Tapi nyaris yang menjadi berita-berita kurang nyaman selama ini adalah komunitas dewan yang terhormat. Kalaupun Angel lolos, berarti ia akan baru belajar bagaimana sesungguhnya menjadi dewan.

Pastinya lagi, Angel telah diangkat oleh ucapan satire nan sarkas kepadanya, ia pantas berterima kasih kepada pencelanya. Dan tak akan berhenti cercaan itu sampai kapanpun, malah pun jika ia terpilih jadi legislatif nantinya. Hemmmm, sebuah sisi lain kehidupan manusia. Sebab, tiada yang menggaransi bahwa kita ini akan baik-baik saja, ataukah lebih buruk dari Angel. Semoga ia benar-benar mengikuti dan seharmoni namanya: ANGEL Sang Bidadari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun