Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Trik Ringan Menulis Puisi

17 Maret 2015   17:53 Diperbarui: 22 Maret 2017   03:00 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracun hati

Miskin ilmu, miskin harta

Ah, apa guna kusesalkan

Menyesal tua tiada berguna

Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan

Atur barisan di hari pagi

Menuju arah padang bakti

--------------------------------------

Ali Hasjmi amat cerdik meng-audisi kalimat/kata "Pagiku hilang sudah melayang". walau puisi ini amatlah datarnya, maknalah yang sangat inspiratif. Pada bait pertama, Ali Hasjmi bisa saja mensubtitusi kalimatnya seperti ini: "Soreku datang sudah di peluput mata". Mengapa beliau tak menggunakan deretan kalimat ini? Menurutku, Ali Hasjmi hendak menegaskan 'masa lalu' dan ditempatkanlah kalimat itu di barisan pertama. Masa lalu dan sejarah tiada bisa diubah, sudah permanen. Masa lalu adalah pelajaran, masa akan datang adalah harapan. Begitu penafsiranku hingga Ali Hasjmi berseru untuk para pemuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun