Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Modus Sang Mafia CPNS

8 Oktober 2013   10:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:50 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bingung juga saya atas 'no problemnya' jikalau calon PNS-nya tak bayar atas 'jasanya'. Tak berapa lama, ia pun imbuhi kalimatnya: "Mana berani mereka tak bayar, jika mereka ingkari janji dan tidak membayarku, saya batalkan status CPNS-nya". Wah hebat sekali orang ini, gumamku dalam batin. Ini orang sepertinya telah menguasai medan A to Z. "Ah soal begini terjadi di mana-mana, asalkan masih di Indonesia. Jangan berharap lolos PNS kalau tidak ada yang pegang."

Dari uraian-urainnya, saya terkesan bahwa ia memprioritaskan penduduk lokal untuk di-CPNS-kan, alasannya: "Penduduk di sini pasti kalah bersaing dengan orang luar," ungkapnya lagi. Berceritalah ia bagaimana proses pendidikan di kota kecil ini, tenaga guru yang minim, infrastruktur yang lemah, mentalitas warga gaya 'panitia', sejam dapat uang, 30 menit telah ludes. "Dua hal yang harus di-intervensi di sini, pertama; soal kognitif, kedua, soal mentalitas. Mental penduduk lokal yang belum beranjak dari budaya boros," ujarnya panjang lebar dengan gaya bahasa ilmiah. Dan saya timpali, "Termasuk intervensi bayar-bayaran CPNS ya Pak?" Ia pun tertawa.

Apa yang diungkapkan oleh 'beliau', sulit terbantahkan. Betapa tragisnya pendidikan di sini, di ruang kuliah, saya kerap temukan mahasiswa entah berlatar bidan, perawat ataupun nutrisionist, begitu lemah teknik berpikirnya. Mereka bukanlah terlantar, tetapi ditelantarkan oleh pengelola negara.

Tanah mereka kaya raya, namun setia dalam rupa-rupa kemiskinan. Kemiskinan materi, pendapatan, pendidikan.

Ironis memang...!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun