Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Benar Perawat Itu Super Judes?

25 Agustus 2012   06:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:21 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1345812072137612680

Apa artikel ini bombastis?. Yes, so bombastic...! Menyakiti profesi perawat. Apakah penulis harus sertakan kata OKNUM PERAWAT? -supaya lenyap image generalisasi- yang kerap dikatakan komentator Kompasiana-. Maaf, saya takkan hadirkan kata sakti itu...!. WHY..?. COZ' yang disebut oknum jika pelakonnya seorang atau dua orang, walau sampai detik ini belum ada riset perihal berapa banyak perawat yang bergelar judes. Hipotasaku: stempel judes itu, penyebabnya karena populasi perawat di sentra layanan kesehatan -rumahsakit, puskesmas, etc- rasionya lebih dominan ketimbang tenaga medis (dokter dan dokter gigi, red)

[caption id="attachment_208431" align="aligncenter" width="300" caption="nurseanasthetiscareer.com image"][/caption]

Secercah Kisah

Penulis pernah sekali bertanya ke seorang perawat: "Maaf Sus, dimana bangsal anak?". Beliau jawab dengan ketus: "Cari saja sendiri!". Hancurkah perasaanku?. Oh tidak...! Kuhanya sanggup berguman: 'Ucapan perawat itu tak seputih seragamnya". Salahku memang, kenapa kubertanya kepada perawat itu, mestinya saya ke pusat layanan informasi.

Terlanjur diri ini salah, sesaatpun kumenganalisa, mengapa perawat tadi ketus padaku?. Apakah ia super lelah karena dinas malam?. Ataukah was-was dengan pasien post sirkum?. Ataukah, lagi kesal kepada atasannya atau mungkin orang terdekatnya. Ah, ini cumalah reka-rekaku saja. Untukku, ada dua model perawat: Good Nurse and Bad Nurse. Profesi lainnya pun demikian; ada Good, ada Bad.

Gudang Makian

Sependapat atau tidak. Komunitas perawatlah yang kerap 'teraniaya' oleh patient and family. Pilunya perawaat saat dilabrak dengan serapah; tak becus, goblok, super judes, amatiran, dan sejumlah ucapan buruk lainnya. Apakah umpatan ini manusiawi?. Tentu tidak!. Apakah ini gejala alamiah?. Saya cenderung mengiyakannya. WHY?. Jawabku: patient's family be panic will go on.

Satu opsi buat perawat agar tak sakit hati: "Yakinkan dirimu bahwa sesungguhnya pasien itu manusia sedang sakit, menderita dan sangat was-was atas kelanjutan hidupnya". Jika Anda memosisikan pasien dan keluarganya adalah insan normal, maka pasti Anda akan sakit hati.

Telaah

Di hadapan mahasiswa Akademi Keperawatan kerap kuberlelucon: "Anda ini calon penerima hujatan". Mahasiswa itu saling memandang. "Anda ini garda terdepan pelayanan kesehatan. High-risk berhadapan langsung dengan custumer (pasien dan keluarga, red). Variatif ucapan mereka. Yang seorang pasrah dan berkata: "Sudah nasib", yang lainnya berkata: "Kita juga manusia, punya rasa".

Saya begitu yakin, mereka pernah mendengar banyak cerita dan kisah buruk yang menerpa perawat, hingga kuhembuskan pernyataan pada mereka bahwa Anda ini kandidat manusia tersakiti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun