GUBERNUR Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo berdiri di tribun merah menyala. Beliau selaku pembina upacara pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang baru pertama kali dihelat di kampus dan dipusatkan di Universitas Hasanuddin, Makassar. Dipermula laporan rektor baru Universitas Hasanuddin, Prof. Dwia Aris Tina. Ia memaparkan secara singkat tentang agenda-agenda utama 'Kampus Merah'. Unik buatku sebab selama diabdikan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS, 22 tahun) baru kali ini, ikut dalam sebuah upacara bendera dan nyaris lupa urutan-urutan dalam penyelenggaraan upacara, hingga di gerbang mengheningkan cipta, penulis terpantul akan masa silam saat masih sekolah, saat remaja, begitu syahdu instrumentalia itu sobat. Hadir spirit nasionalisme, aura edukasi dan siar perjuangan bak Ki Hajar Dewantara dengan Tut Wuri Handayani-nya.
***
Dr.Andi Sultan Iqbal, dosen sosiologi-komunikasi Fisipol-Unhas, dengan sigap ala militer bertindak sebagai inspektur upacara. Beliau sekarang menjabat sebagai Kepala Biro Hubungan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Suaranya menggelegar bak inspektur upacara profesional. Tak dinyana, bapak inspektur ini mantan Resimen Mahasiswa Wolter Monginsidi Universitas Hasanuddin. Layak-layak saja jika gerakannya identik dengan militer dan membuat peserta upacara 'takjub'.
Kali ini, penulis asyik menyimak lontaran-lontaran Sang Gubernur penerima ratusan penghargaan dari dalam maupun luar negeri. Beliau iri dengan perkembangan teknologi dunia terutama gadget bernama handphone, sehingga ia canangkan perakitan handphone produksi lokal (kerjasama Universitas Hasanuddin-Pemprov, red). Riuh tepuk tangan saat terlontar kalimat itu dari mulut seorang gubernur beristrikan perempuan Batak itu bermarga Harahap.
[caption id="attachment_334397" align="aligncenter" width="300" caption="SYL berbincang dengan anak autis di gerai kreasi"]
Alumnus Universitas Hasanuddin itu, pun kian bergelora soal akan dibawa ke mana Provinsi Sulawesi Selatan 20 tahun akan datang. Sebuah ungkapan majemuk, sering terlontar walau kerap minim renungan dari warga Sulawesi Selatan. Di jeda sambutannya, ia mengulur ucap selamat kepada Prof.Dwia Aris Tina sebagai nahkoda baru Universitas Hasanuddin, perempuan pertama yang menjadi rektor di kampus yang riskan akan demonstrasi dan ajang busur-busuran itu. Dwia-lah rektor ke-12 Universitas Hasanuddin. Saat Dwia menyampaikan laporan kepada gubernur, beliaupun haturkan selamat atas berbagai penghargaan yang diterima Syahrul Yasin Limpo sebagai Gubernur Sulawesi Selatan, dua periode.
Kado Hardiknas dari Kompasianer
Sumringalah Prof.Dwia yang ber-fashion amat bersahaja itu, ketika 'wajib' menerima kado Hardiknas berupa sebuah buku karya Kompasianer Makassar, beliau tak sangka jika ada acara 'susupan' di sela-sela meninjau pameran kreasi Universitas Hasanuddin dan buah tangan dari berbagai kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Bukuku itu dipegangnya, disimak judulnya, dan berterima kasih kepadaku yang memberikannya kejutan di pagi hari yang teramat terik itu. Ibu muda itu tak menyangka atas 'kelakuanku' itu, hingga seorang profesor dari Fakultas Pertanian dan Kehutanan berucap: "Buku ini sangat relevan dengan hardiknas karena membahas soal pendidikan". Dalam benakku: "Ya iyalah Prof".
Selamat Memperingati Hardiknas
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H