Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kail Kematian

3 Juli 2015   20:15 Diperbarui: 3 Juli 2015   20:15 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Menuang kasih sayang, ulur-ulur derma
Itu nyanyian sunyi di gendang telinga!
Bakhil-kikir-lokek, bertutur kasar nan gabas
Lagu ini, ramai didendangkan!

Kuharfiahkan saja, dunia kian senja
Karena kita berlipat pandai melukai sesama
Hingga orang tercekik-cekik
Dan dicakarkan pulalah hasut-fitnah-gunjing di sukma orang
Sesampai cucu Adam selainnya mengerang
Itulah rupa manusia, berbatin rimba

Sungguh! Aku-engkau penghimpun kail kematian itu
Sejak aksara bengis nan zolim, bersenyawa
Dan reduplah kilau kehidupan manusia!
Musabab kita mahir pamer benci

Akh....
Benci kita tak terjeda, enggan mengaso
Malahpun diternak-ternak
Inilah rupaku, rupamu
Kita kelewat enggan merupainya!

------

Kini atau kelak
Sedulah! Terisaklah!
Oleh sesal tak berampun!

 

ilustrasi: thedailywestern.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun