Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sulit Terima Pendapat Sesama? Ini Sebabnya!

18 Januari 2015   03:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:55 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Golongan ini tergolong unik sekaligus lucu. Dia sosok alot dalam berdebat/diskusi, selama ia merasa bahwa lawan debatnya masih sejajajar atau di bawahnya. Tak mudah menjinakkan manusia bertipe begini kecuali berhadapan dengan 'gurunya'. Ia langsung tersenyum, lipat tangan (menyerang terselubung). Ia tak berkutik bila sparing partner nya lebih tinggi pengetahuannya, lebih banyak pengalamannya dan lebih luas wawasannya. Sebuah apresiasi yang subyektif sebab tiada garansi bila orang sudah berpengalaman/tua akan selalu benar pendapatnya. Padahak kebenaran itu netral, bisa datang dari mana saja.

Apatic Line

Dan inilah tipe yang sungguh cuek, tanpa emosi, pendapatnya adalah semau gue, dan diyakini benar. Dia bisa bilang, tadi saya liat matahari terbit dari Barat. Sulit didebat orang ini karena ia akan bilang; kamu mau apa kalau saya memang lihat fakta mataharinya begitu. Berhadapan dengan makhluk ini, Anda cukup tertawa sajalah. Toh sudah begitu keadaan psikisnya.

Penyebab

Iklim sosial budaya, menjadi salah satu pemicu terlahirnya manusia-manusia yang sulit menerima pendapat orang lain. Daerah asal kelahiran, pun menjadi salah satu motif egonya seseorang. Tiada hubungan genetika di sini, genetika dimerger dengan lingkungan. Faktor lain adalah faktor pendidikan, status sosial dan seperangkat jabatan dan pangkat. Mestinya semakin tinggi jabatan, semakin tegak menerima pendapat orang lain.

Adakah solusi atas gejala kejiwaan ini? Jawabnya: latihan dan latihan menerima pendapat orang lain tanpa henti. Latihan dapat diaplikasikan dengan beragam teknik seumpama teknik tak reaksionis atas pendapat orang lain, teknik endapan dan metode tarik-ulur. Jangan pernah katakan bahwa menerima pendapat orang lain adalah kelemahan sebab sesungguhnya itu adalah kekuatan yang tersembunyi^^^

--------------

Sumber: text book Psikologi Kontemporer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun